Harlah Ke-73 Muslimat NU
120 Ribu Muslimat NU Sejukkan Bangsa

Jakarta – Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bakal digelar di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Ahad 27 Januari 2019. Diperkirakan akan dihadiri sekitar 100 ribu peserta.
“Sampai saat ini sudah hampir lebih seratus ribu yang mendaftar, dan yang belum mendaftar saya belum tahu sudah berapa banyak,” kata Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU, Yenny Wahid usai menghadiri doa bersama dan santunan anak yatim Muslimat NU di GBK, Sabtu sore, 26 Januari 2019.
Stadion GBK sendiri berkapasitas 74 ribu tempat duduk. Sementara perkiraan jamaah yang hadir antara 110-120 ribu orang. Panitia memastikan semua jamaah akan tetap merasa nyaman.
“Kami tidak bisa mencegah masyarakat untuk hadir, jadi nantinya stadion akan meluber sekali,” ujarnya.
Karena itu, kata Yenny, panitia telah menyiapkan pasukan untuk membantu sebanyak dua ribu Polwan berjilbab. Selain itu ada dapur umum, tenda medis, serta ambulans yang telah disiapkan untuk melayani anggota Muslimat NU yang datang ke GBK.
Yenny memaklumi jika anggota Muslimat NU datang dari berbagai wilayah Indonesia, menempuh perjalanan jauh dan bisa menyebabkan kelelahan. Terlebih tidak sedikit anggota Muslimat NU yang sudah di usia lima puluh tahun ke atas.
“Panitia juga sudah membuat kerja sama dengan rumah sakit rujukan yang misalnya ada kejadian yang tidak menyenangkan,” kata Yenny.
Putri kedua almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini mengimbau peserta tidak membawa atribut yang berkaitan dengan identitas politik tertentu agar tujuan acara peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU, yaitu doa bersama, tetap terjaga.
“Kami mengimbau agar tidak membawa atribut politik, karena ini acara ormas. Ini murni acara doa bersama. Aturan, kebijakannya dari kami seperti itu,” kata Yenny.
Dia mengatakan acara ini bertujuan untuk menguatkan akidah demi memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, seperti terwujudnya toleransi dan sikap saling berbuat baik.
Menurut Yenny, penguatan akidah penting dalam menghadapi tantangan perpecahan masyarakat yang terjadi akibat memanasnya suhu politik dalam beberapa waktu terakhir.
“Saat ini, tantangan perpecahan yang terjadi (akibat) suhu politik yang memanas, kami ingin berkontribusi kepada bangsa dengan cara memanjatkan doa agar suasana kembali sejuk,” tegasnya.
Lewat acara peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU, Yenny juga berharap, masyarakat dapat kembali menyadari pentingnya rasa persaudaraan di tengah situasi politik saat ini.
“Agar kita semua mengingat sebagai warga negara dan bangsa, kita ini bersaudara apapun afiliasi politiknya,” tegasnya.
Harlah ke-73 Muslimat NU mengusung tema Jaga Aswaja Teguhkan Bangsa. Sesuai jadwal, acara akan dimulai dengan shalat tahajud bersama sekitar pukul 02.30 lalu kemudian dilanjutkan dengan shalat subuh. “Kemudian khotmil quran, dan insyaallah acara dimulai jam 7 pagi,” kata Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.
Puncak Harlah berlangsung pukul 09.00 WIB dihadiri sejumlah pejabat, mulai dari Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga jajaran menteri dan pejabat lainnya. (us/onk)