Ahok: Biasa Saja Namanya Juga FPI

Spanduk FPI Tolak Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi (intelejin/santrinews.com)
Jakarta – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahaok) menanggapi santai penolakan Front Pembela Islam (FPI) melalui spanduk yang dibentangkan di beberapa wilayah di Jakarta.
Ahok juga tak ambil pusing atas ancaman demo FPI bila ia dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan posisi Joko Widodo.
“Biasa saja, namanya juga FPI,” kata Basuki santai, di Balaikota Jakarta, Kamis 19 September 2014.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku dirinya sudah terbiasa didemo oleh berbagai organisasi masyarakat (ormas).
Tak hanya itu, Ahok juga mengaku kerap dilaporkan polisi oleh beberapa pihak. Karena itu, ia sudah tidak khawatir lagi terhadap berbagai ancaman yang datang kepadanya.
Ahok juga tidak mempermasalahkan rencana demo FPI pada tanggal 24 September 2014 mendatang. Ia kemudian mengajari FPI tentang tata cara dalam melakukan aksi unjuk rasa yang benar.
“Kalau (FPI) mau demo, lapor polisi dulu. Kalau sudah lapor polisi dan dapat izin, baru boleh demo. Ini zaman demokrasi. Semua orang boleh demo menyatakan pendapat,” tegasnya.
“Kalau mereka teriak-teriak, ya saya dengarkan saja sambil kerja dari sini,” kata Basuki seraya menunjuk sebuah jendela di ruang kerjanya yang langsung menghadap halaman Balaikota.
Sebelumnya, FPI sudah menyebar spanduk penolakan terhadap Ahok. Dalam spanduk itu, mereka menulis, “Tolak Ahok, harga mati”.
Spanduk itu terpasang di lampu merah kawasan Pejaten Village, Pejaten, Jakarta Selatan. Pada spanduk berukuran sekira 2×1 meter itu terdapat lambang FPI dan Madar Laskar Pembela Islam (LPI) DKI Jakarta.
Selain di kawasan Pejaten, FPI juga memasang spanduk penolakan atas Ahok di lima wilayah DKI. “Kita sebar di 5 wilayah, kita tolak Ahok,” kata Ketua FPI DKI, Salim Alatas.
FPI, kata Salim, bersama ormas Islam lain akan demo ke DPRD DKI di Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada 24 September mendatang.
“Kita tidak ditunggangi orang politik, kita tidak akan rusuh. Kita menolak Ahok harga mati karena dia bukan orang Islam, dan dia merasa hebat,” tegasnya.
Salim mengaku tak punya calon untuk menjadi Gubernur DKI. Yang terpenting, bagi Salim, Gubernur DKI beragama Islam. Sebab, menurutnya, dahulu warga DKI memilih Jokowi bukan Ahok. “Buat kita gubernur yang penting Islam,” ujarnya. (ahay)