Al-Washliyah Ingatkan Umat Tak Terprovokasi Perangi China

Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah KH Yusnar Yusuf Rangkuti (santrinews.com/istimewa)
Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah KH Yusnar Yusuf Rangkuti mengatakan umat Islam perlu menjaga solidaritas keagamaan, namun tidak boleh memaksakan kehendak bahkan sampai mencampuri urusan negara lain.
KH Yusnar mengakui umat beragama dalam konteks negara dan bangsa sering kali berada dalam identitas ganda, yakni sebagai umat beragama dan warga negara, sehingga seringkali persoalan terkait solidaritas keagamaan melupakan persaudaraan kebangsaan yang ada.
“Untuk itulah diperlukan kepedulian sesama umat beragama untuk tidak sampai pada merobek persaudaraan kebangsaan,” kata KH Yusnar, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 23 Juli 2020.
Menurut dia, umat beragama, khususnya umat Islam, sejatinya perlu untuk saling sharing pengalaman terkait kejadian atau musibah yang dialami di masing-masing negaranya sebagai sesama umat Islam, tetapi terkait dengan permasalahan dalam negeri masing-masing umat Islam di Indonesia tidak bisa terlalu ikut campur.
“Jadi yang bisa kita lakukan adalah jika ada orang Indonesia yang sedang merantau dan sebagainya di negara tersebut, maka itu baru bisa ditangani dengan memberi nasihat dan sebagainya karena kita memiliki hubungan diplomatik dengan negara bersangkutan. Karena jika tidak ada kerjasama luar negeri ya apa yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Ia menegaskan, persaudaraan sesama Muslim harus dibangun, tapi juga tidak bisa memaksakan. Ia mencontohkan terkait konflik umat di dunia, seperti Palestina, Rohingya atau Uyghur, ia pernah diundang oleh pemerintah Tiongkok untuk berkunjung ke Xinjiang bersama para tokoh agama lainnya dan delegasi dari Indonesia.
“Saya melihat sendiri itu Islam Uighur di sana bagus, tidak ada masalah. Tapi ada yang menyatakan di kita bahwa itu sebenarnya tidak seperti itu, kemudian kita diprovokasi untuk mendesak pemerintah dan lain sebagainya,” ujarnya.
“Hal ini sebenarnya menunjukkan hebatnya Indonesia sebagai negara merdeka dan demokrasi dimana semua orang bebas untuk berbicara dan berpendapat,” sambungnya.
KH Yusnar mengingatkan umat Islam tidak mudah diprovokasi kelompok-kelompok tertentu yang kemudian jika ada masalah dengan umat di sana lalu menyuruh pemerintah Indonesia untuk berperang dengan Tiongkok atau negara lainnya.
“Harusnya kan tidak sampai seperti itu, karena kalau kalah jadi abu, menang jadi arang kita nanti. Masalah seperti itu sendiri sebenarnya adalah masalah di luar negeri yang bisa kita perjuangkan lewat jalur diplomasi dan melalui forum-forum dunia, tidak perlu sampai diprovokasi segala macam,” katanya.
KH Yusnar mengapresiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam membentuk Gugus Tugas Pemuka Agama dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme di masyarakat.
Ia berharap agar pembentukan gugus tugas pemuka agama yang diinisiasi BNPT ini bisa berkelanjutan dan tidak berhenti di tengah jalan. Sebab, hal ini juga sebagai jembatan antara pemerintah dengan para tokoh agama dalam mengedukasi dan menentramkan umat.
“Agar tidak mudah terprovokasi ataupun termakan isu-isu yang dihembuskan segelintir kelompok yang tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan agama tertentu,” katanya. (ant/red)