Ali Masykur Musa Kukuhkan Pengurus PB PMII 2014-2016
Prosesi pengukuhan PB PMII 2014-2016 (nidhom/santrinews.com)
Jakarta – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Masa Hidmat 2014-2016 secara resmi dikukuhkan, pada Senin malam, 22 September 2014, di Aula Perpustakaan Nasional, Jalan Salemba Raya, Nomor 28 A, Jakarta Pusat. Prosesi pengukuhan dipimpin anggota Majelis Pembina Nasional (Mabinas) PMII, Ali Masykur Musa.
Pada kesempatan sama, Pengurus Korp PMII Putri (Kopri) PB PMII yang diketuai Ai Rahmayanti juga dilantik dengan dipimpin Ketua Umum PB PMII, Aminuddin Ma’ruf.
Pada pengukuhan yang mengambil tema “Revitalisasi PMII sebagai Basis Kaderisasi Ahli Sunnah Wal Jamaah” hadir para Mabinas, alumni PMII dan juga perwakilan Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (Omek) lain.
Turut hadir pada acara pengukuhan itu, antara lain, salah satu pendiri PMII KH Nuril Huda, Sekretaris Jendral PBNU H Marsyudi Syuhud, para mantan ketua umum PMII, seperti KH Ahmad Bagja dan Saiful Bahri Ansori.
Tampak hadir pula, Imam Nahrawi (Sekjend DPP PKB), Marwan Ja’far (ketua Fraksi PKB DPR RI), Hanif Dhakiri (Ketua DKN Garda Bangsa), dan Syaifullah Tamliha (wakil sekjend DPP PPP).
Dalam sambutannya, Aminuddin Ma’ruf menegaskan PMII harus mulai punya strategi baru untuk benar-benar menjadi basis kaderisasi ahlus sunnah wal jamaah.
“Untuk itu, kami pengurus masa Hidmat 2014-2016 memiliki visi PMII kedepan harus “˜kembali’ ke kampus dan masjid sebagai awal basis kaderisasi,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini, PMII kurang mengoptimalkan pengkaderan dan pengembangan keilmuan di basis-basis pusat keagamaan sehingga rawan digunakan pengembangan kader Islam garis keras yang mengancam NKRI.
“Karena itu, visi kembali ke kampus dan masjid ini sudah harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” tandas alumni Universitas Negeri Jakarta ini.
Dalam sambutannya, Aminuddin juga menyinggung tentang pentingnya persiapan keberanian kader untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan Indonesia dan juga pemimpin-pemimpin Nahdatul Ulama (NU) masa depan.
“Kalau bukan kita yang mempersiapkan diri dari sekarang terus kapan lagi. Karena kita calon pemimpin masa depan pengganti di Negara Indonesia dan pengganti para pendahulu di NU,” tukasnya. (dhom/jaz)