Cinta Ilmu dan Ulama Bersatu, KH Ali Maschan Ingatkan Dua Pesan Pendiri NU

Suasana FGD Pendidikan yang digelar PWNU Jawa Timur, Jumat, 11 Maret 2022 (santrinews.com/istimewa)

Surabaya – Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur Prof KH Ali Maschan Moesa mengingatkan agar umat Islam dan kaum santri mewarisi pesan penting pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari untuk mencintai ilmu dan mengamalkannya untuk kepentingan kejayaan Islam.

Kiai Ali Maschan menegaskan hal itu dalam Focus Discussion Grup (FGD) Pendidikan yang digelar PWNU Jawa Timur dalam rangkaian Peringatan Harlah ke-99 NU, Jumat, 11 Maret 2022.

FGD Pendidikan PWNU Jatim ini diikuti sejumlah akademisi, terkait penyelenggaraan beasiswa santri yang diinisiasi PWNU Jatim sejak tiga tahun lalu dan diteruskan di masa-masa ke depan. Sejumlah perwakilan perguruan tinggi hadir, yang sebelumnya telah menandatangani kerja sama dalam pelaksanaan beasiswa perguruan tinggi.

Lima perguruan tinggi tersebut, adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Universitas Islam Malang (Unisma), Universits Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Universitas Trunojo Madura (UTM) Madura, dan Institute Teknologi Sepuluh November (ITS).

Selain Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, FGD Pendidikan juga dihadiri Rais PBNU Prof KH Abdul A’la Basyir, Katib Syuriyah PWNU Jatim KH Syafruddin Syarif, dipandu Dr Hasan Ubaidillah (Sekretaris PWNU Jatim).

“Sayangnya, di Indonesia termasuk lemah dari hal literasi. Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah,” kata Ali Maschan Moesa.

Berdasarkan survei terakhir, Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), bahwa tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62.

Padahal sebenarnya, dengan literasi kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan bisa dipahami. Rendahnya tingkat literasi bangsa Indonesia ditengarai karena selama berpuluh-puluh tahun bangsa Indonesia, jauh dari tradisi membaca. Masyarakat kita terus dihakimi sebagai masyarakat yang rendah budaya bacanya.

Dua Pesan Penting Pendiri NU
Kiai Ali Maschan Moesa yang juga Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna Surabaya mengingatkan, dua pesan khusus Hadlratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari dalam Qonun Asasi Nahdlatul Ulama.

“Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan NU agar para ulama Ahlussunnah Waljamaah bersatu dalam wadah organisasi. Jadi, menekankan agar ulama bersatu. Yang kedua, dengan organisasi NU agar umat Islam hubbul ‘Ilm (mencintai ilmu). Artinya, ya mengajarkan kita agar terus belajar, membaca dan mengkaji terus-menerus. Itulah literasi yang dimaksudkan NU,” tuturnya.

Sementara itu, Prof KH Abdul A’la Basyir menegaskan, pemberian biasiswa bagi putra-putri NU untuk masuk ke perguruan tinggi menjadi tekad NU dalam membangun masa depan.

“Karena ke depan, mereka yang berhasil kita dorong untuk belajar yang lebih tinggi, kelak bisa memanfaatkan dan mengamalkan ilmunya, baik di pesantren maupun di lingkungan pendidikan masing-masing. Dan tentu saja, akan menopang kekuatan NU di masyarakat,” tutur mantan Rektor UIN Sunan Ampel. (red)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network