Dedikasi Yayasan AMB pada Santri Berbuah Penghargaan Dunia
Jakarta – Yayasan Anugerah Mulia Bakti (AMB) menorehkan prestasi di dunia internasional dalam ajang ‘World Marketing Summit (WSM) Malaysia 2013’. Prestasi itu diraih Yayasan AMB atas dedikasinya terhadap peningkatan kualitas santri yang menimba ilmu di pondok pesantren.
Pendiri Yayasan AMB, Imam Mustapha Kamal meraih “Golden Star Academic & Educational Excellence Award” dalam kategori “CSR Leadership Award” lewat program “Wakaf 1 Juta Kitab” untuk Pondok Pesantren di seluruh Indonesia yang digagasnya.
“Alhamdulillah kami berhasil merebut anugerah penghargaan itu. Syukur Alhamdulillah, ternyata perjuangan kita agar setiap santri yang menimba ilmu di Pondok pesantren bisa memiliki kitab pelajaran bahasa Arab yang berkualitas ternyata mendapat pengakuan dari dunia internasional,” kata Imam Mustapha Kamal, Selasa, 1 Oktober 2013.
Imam Mustapha Kamal merupakan satu-satunya orang Indonesia yang mendapat penghargaan di ajang World Marketing Summit Malaysia 2013.
Penghargaan bergengsi itu diserahkan langsung dalam puncak acara ‘World Marketing Summit Malaysia 2013’ yang dihadiri 600 delegasi dari 60 negara di Putrajaya International Convention Center, Putrajaya, Malaysia, Senin malam, 30 September 2013.
Penghargaan itu, kata dia, menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren dinilai sangat penting dan bisa mengubah kehidupan di masa depan menjadi lebih baik.
“Ini membuat kami menjadi sangat yakin bahwa perusahaan, lembaga dan donatur dari dalam dan luar negeri akan menyalurkan dana CSR-nya untuk program ‘Wakaf 1 Juta Kitab’ bagi para santri,” ujarnya.
Saat ini, kata Imam, Yayasan AMB berupaya menggandeng perusahaan, lembaga, dan donatur di dalam dan luar negeri untuk menyalurkan dana Corporate Social Responsibilty (CSR) melalui program “Wakaf 1 Juta Kitab” untuk santri yang menimba ilmu di pesantren-pesantren tradisional di seluruh Nusantara.Â
“Kitab yang akan diwakafkan berjudul Audhah al-Manahij fi Mu’jam Qawa’id al-Lughah al-“˜Arabiyah,” ujarnya. Kitab itu adalah pelajaran bahasa Arab yang telah diakui dunia internasional dan menjadi referensi yang efektif agar para santri mampu berbicara dan sekaligus menulis dalam bahasa Arab.
Kitab karya ustaz Agus Shohib itu ditulis dengan pendekatan skema dan diagram yang memudahkan setiap orang dalam mendalami ilmu tata bahasa Arab, seperti Nahwu dan Sharaf.
“Para santri yang belajar di pesantren tradisional ini umumnya berasal dari masyarakat kurang mampu. Melalui program Wakaf 1 Juta Kitab ini diharapkan para santri dari kalangan kurang mampu itu bisa memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan,” tukasnya.
Imam mengaku, program yang digulirkan Yayasan AMB itu telah mendapat respons positif saat dipresentasikan dalam ajang CSR Summit 2013 di Dubai, Uni Emirat Arab pada April lalu. Menurut dia, di Indonesia sedikitnya terdapat 25.785 pesantren, sebagian besar adalah pesantren tradisional.
“Para santri yang belajar di pesantren tradisional ini umumnya berasal dari masyarakat kurang mampu. Melalui program ‘Wakaf 1 Juta Kitab’ ini diharapkan para santri dari kalangan kurang mampu itu bisa memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan,” kata Imam.
Sekjen Yayasan AMB, Ustaz Ahmad Sudrajat mengatakan pengakuan dunia internasional itu menjadi energi tambahan untuk mewujudkan mimpi agar setiap santri bisa memiliki kitab Audhah al-Manahij fi Mu’jam Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah. “Penghargaan ini menjadi energi tambahan bagi kami untuk berjuang demi peningkatan kualitas dan kemampuan para santri dalam berbahasa Arab,” ujarnya.
Sementera itu, Ambasador World Marketing Summit, Dr RL Bhathia, mengungkapkan, Golden Star Academic & Educational Excellence Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada lembaga serta individu yang berupaya untuk menciptakan dunia menjadi tempat yang lebih baik.
“Ada 11 orang yang mendapat Golden Star Academic & Educational Excellence Award tahun ini,” ujar Bathia yang juga dikenal sebagai pendiri World CSR Day.
Bathia mengungkapkan, ke-11 nama yang mendapat Golden Star Academic & Educational Excellence Award itu merupakan hasil riset yang dilakukan oleh tim profesional yang terdiri dari sederet master di bidang manajemen. “Kami memilih orang-orang yang terbaik dari yang terbaik dari seluruh negara di dunia,” tutur Bathia. (ahay)