Gus Yahya: NU Madura Penentu Perubahan Indonesia

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, bersama pimpinan PCNU se-Madura, di Pendopo Agung Bangkalan, Selasa, 23 April 2019 (santrinews.com/istimewa)
Bangkalan – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, mengadakan pertemuan dan silaturahmi bersama PCNU se-Madura, di Pendopo Agung Bangkalan, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2019. Pertemuan sebagai salah satu ikhtiar merekatkan kembali warga NU pasca-Pemilu 2019.
Pertemuan dikemas dengan ramah tamah dan dialog. Diawali laporan dari Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir yang sekaligus sebagai tuan rumah tentang situasi terkini NU di Madura secara umum. Kiai Makki menjelaskan, Madura menghadapi sejumlah potensi perpecahan.
Baca juga: Madura Pulau NU Versus Organisasi Radikal
Hadir dalam acara tersebut Ketua PCNU Sumenep KH A Panji Taufiq, Wakil Ketua dan Katib PCNU Pamekasan, Wakil Ketua PCNU Sampang KH Itqan. Tampak pula Wakil Bupati Bangkalan H Muhni.
Gus Yahya – KH Yahya Cholil Staquf”” dalam pengarahannya mengingatkan bahwa Madura memiliki posisi sangat strategis dalam mengawal perubahan di negeri ini. “Madura memiliki jejak historis sebagai penentu perubahan di tanah Jawa, sedangkan Jawa merupakan kunci Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Ulama Madura Tak Setuju Deklarasi Provinsi Madura
Karena itu, kata Gus Yahya, pengurus NU di Madura harus bertindak efektif demi memastikan suasana tetap kondusif. “Demi tetap kokohnya tradisi budaya Madura yang sudah sejak lama menjadi aset budaya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.
Menurut Gus Yahya, pengurus NU di Madura harus dapat memainkan perannya mengonsolidasikan lapisan struktur sosial masyarakat serta melakukan rekonsiliasi dengan melibatkan elemen masyarakat yang memiliki pengaruh besar.
Baca juga: Aktivis Muda NU Sayangkan Sikap Politik Kiai Madura
“Ini untuk meneduhkan suasana setelah perhelatan politik akbar. Pengurus NU bertindak lebih dari sekadar berbicara dan menentukan pilihan di tengah tuntutan dinamika,” tegasnya. (malik/hay)