Hadiri Haul Ke-10 Gus Dur, Kapolda Metro Bicara Tiga Tantangan Kebudayaan
Jakarta – Kapolda Metro Jaya Komjen Gatot Eddy Pramono mengatakan ada tiga tantangan kebudayaan yaitu politik identitas, radikalisme, dan media sosial.
“Akhir-akhir ini mungkin 2016 ke atas, politik identitas menguat. Kenapa hal ini bisa terjadi, nanti saya akan mengaitkan bagaimana permasalahan-permasalahan ini dengan budaya-budaya yang kita miliki,” kata Gatot di acara Haul Ke-10 Gus Dur di Masjid Jami Al Munawarah, di Jalan A Munawarah II, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu 28 Desember 2019.
Gatot menjelaskan bangsa Indonesia memiliki keberagaman etnis, agama, adat, dan budaya. Menurutnya, apabila perbedaan tersebut disalurkan dalam bentuk ujaran kebencian di sosial media akan menimbulkan konflik yang lebih luas yang mengakibatkan disintegrasi bangsa.
“Ini dapat menimbulkan konflik horizontal mungkin kecil tapi lama kelamaan akan membesar dan bisa menimbulkan disintegrasi bangsa. Nah ini tantangan kita ke depan,” tegasnya.
Gatot mengatakan dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat melunturkan nilai-nilai budaya luhur bangsa kita. Perkembangan ini juga berpotensi memunculkan paham radikalisme.
“Juga munculnya tadi paham-paham yang ingin mengubah daripada keadaan sosial politik kita. Kalau saya mengatakan munculnya paham radikalisme,” ujarnya.
Dia lalu menceritakan pengalamannya saat menangkap salah satu jaringan terorisme Abu Zee. Jaringan Abu Zee, kata dia, melakukan penyebaran ajarannya melalui sosial media.
“Bahkan terakhir sekali, kita menangkap yang namanya kelompok Abu Zee. Itu dari mana mereka belajar? Mereka tidak tatap muka, tapi dalam satu grup di grup salah satu media sosial yang teranskripsi, mereka menyampaikan menyebarkan link-link ajaran itu,” paparnya.
Kemudian, tantangan ketiga dalam memajukan kebudayaan bangsa di masa depan adalah media sosial. Menurutnya saat media sosial berkelindan dengan paham radikalisme ataupun politik identitas akan dapat memancing timbulnya ujaran-ujaran kebencian yang memecah bangsa.
“Maka muncul lah berita-berita hoax dan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan konflik-konflik dari yang ekskalasinya rendah sampai yang besar,” tandasnya.
Gatot mengingatkan tentang nilai-nilai budaya Indonesia yang diajarkan Gus Dur semasa hidupnya, yaitu persaudaraan, kebersamaan, dan menghormati kearifan lokal.
“Kalau ini terus kita hidupkan bersama, saya kira ke depan permasalahan-permasalahan yang muncul dengan solusi-solusi saat seperti sekarang ini, bisa kita antisipasi dan kita bisa menjaga negara kita Indonesia ini tetap dalam satu bingkai negara kesatuan republik Indonesia,” ucapnya. (us/dtk)