Tokoh Lintas Agama Bacakan Ikrar Damai di Haul Gus Dur

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj membacakan ikrar damai bersama para tokoh lintas agama di acara Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat malam, 23 Desember 2016 (santrinews.com/detik)

Jakarta – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj memimpin para tokoh lintas agama membacakan ikrar damai umat beragama. Ikrar damai itu dibacakan di acara Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat malam, 23 Desember 2016.

Para tokoh lintas agama di antaranya KH Said Aqil Siradj, Uskup Agung Jakarta MGR Ignatius Suharyo, Pdt Nababan, Biksu Suryanadi Mahathera, tokoh Hindu Yanto Jaya, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Uung Sendana, hingga tokoh Agama Kepercayaan.

Setelah ikrar dibacakan, KH Said Aqil bersama tokoh lintas agama meneken ikrar yang dibingkai tersebut. Kemudian, ikrar tersebut diberikan secara simbolis kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Gus Dur sendiri semasa hidupnya dikenal sebagai sosok pluralisme. Selain itu, dia juga kerap memperjuangkan hak kaum minoritas.

Berikut bunyi ikrar damai umat beragama:

Ikrar Ciganjur
Ikrar Damai Umat Beragama di Indonesia

Demi tegaknya dan martabat manusia, terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi generasi saat ini dan masa depan serta demi tegaknya kedaulatan dan keutuhan NKRI, kami umat beragama warga negara Indonesia berikrar:

1. Akan senantiasa menjaga perdamaian, kerukunan, persaudaraan/keadilan antar sesama umat beragama.
2. Menciptakan suasana sejuk, harmonis, dan bebas konflik antar sesama umat beragama.
3. Memelihara keberagaman dan perbedaan dengan saling melindungi berbagai agama dan keyakinan yang ada di Indonesia secara tulus dan sungguh-sungguh.
4. Menolak segala bentuk intimidasi dan pemaksaan agama/keyakinan serta menolak anarki kekerasan dalam beragama.
5. Mendukung pemerintah untuk menegakkan konstitusi yang melindungi hak warga negara dalam menjalankan agama dan keyakinannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi dan melindungi kita semua

Ciganjur, 23 Desember 2016
Atas nama umat beragama Indonesia

“Bahwa ke-Islaman dan ke-Indonesiaan tidak dapat dipisahkan. Kalau bicara Indonesia harus membicarakan umat Islam, kalau membicarakan umat Islam, juga membicarakan Indonesia,” ungkap putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid. (us/dtk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network