HIPSI Cetak Santri Pengusaha Plus Hafidz Quran
![](/image/1c4a3a49442fbf4847e05f525ef0f177.jpg)
Surabaya – Himpunan Pengusaha Santri Indonesia atau HIPSI Pusat kembali membuat gebrakan cukup membanggakan. Yakni memberikan kesempatan kepada sejumlah santri untuk dididik secara intensif menjadi pengusaha handal. Pada saat yang sama, mereka juga akan ditempa dengan hafalan Al Quran.
Program ini adalah kerjasama antara HIPSI pusat yang berada di bawah naungan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dengan Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan, Jawa Timur.
“Kegiatan ini kami namakan Program Wirausaha dan Tahfidz Al Quran,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat HIPSI, Mohammad Ghozali, Sabtu, 9 Agustus 2014.
Pesantren Al-Yasini Pasuruan dipilih karena pesantren pimpinan KH Mujib Imron, ini memiliki perhatian besar dan sangat terbuka dengan komitmen HIPSI.
“Dalam program ini, nantinya akan dibuka paket pesantren entrepreneur untuk para alumni pesantren di manapun berada yang mempunya nyali untuk menjadi pengusaha,” ujarnya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah dalam rangka mencetak kader ulama yang berilmu, berakhlak mulia dan mandiri serta mampu mengelola pertanian, perternakan dan berbagai bidang bisnis lain secara profesional.
Untuk bisa menopang niat mulia tersebut, materi yang akan diterima para peserta adalah menghafal Al Quran dengan tajwid yang benar. Demikian juga ada pendalaman akidah, fiqih, akhlak, serta materi dakwah.
“Yang pasti adalah pelatihan dan praktek bidang pertanian, perikanan dan peternakan, sesuai dengan ketersediaan tenaga profesional di Hipsi,” kata terang pemilik sejumlah usaha di berbagai kota ini.
Tidak berhenti sampai di situ, para peserta yang dibatasi tiga puluh santri juga akan diberikan pemahaman seputar menejemen dan marketing.
“Karena hal terpenting dari usaha yang digeluti adalah tata kelola serta pemasaran yang jitu dan efektif,” terangnya.
Sejumlah usaha pilihan akan diberikan kepada peserta yakni program kuliner bakso, fried chicken, bebek dan kebab. Para peserta juga diberikan kesempatan magang usaha di sejumlah kota, yakni, Malang, Batu, Mojokerto dan Surabaya. “Hal ini tentunya akan menambah wawasan serta pengalaman para santri dalam memulai dan mengembangkan usaha,” ungkapnya.
Melek teknologi juga menjadi paket pelatihan yang akan disampaikan. “Kami juga akan memberikan materi tentang internet online agar penetrasi usaha para santri juga bisa menembus pangsa pasar yang lebih luas,” terangnya.
Sejumlah praktisi dan pelaku usaha telah bersedia membimbing para peserta, di antaranya Ir Aunur Rofiq (pengusaha nasional bidang agro dan pertambangan), Abdur Rahman (pengusaha jamur), Sulayman (pemilik usaha kertas), M Yasin (agro bisnis), Gus Tanto Abdurahman (pengusaha di Yogyakarta), Khusaini (distributor pupuk), Fauzan T Hananto (pemilik PlanetDesignSurabaya), Ilham Wahyudi dan Abdussalam (dari Pesantren Sidogiri), Ir Suhadak (pemilik peternakan), dan Drs Sugiat Ak (pemilik PT Wisma Mukti).
“Kami juga telah menjadwalkan kehadiran pengusaha besar yang selevel dengan Chairul Tanjung dan Sandiaga S Uno,” kata Ghozali.
Para peserta nantinya akan ditempa cukup lama dan intensif selama enam bulan yakni sejak bulan Oktober 2014 hingga Maret 2015. Rentang waktu yang panjang ini dapat dipastikan menjadi sarana proses pembelajaran dari mulai teori hingga praktek yang dikombinasikan dengan penambahan wawasan kewirausahaan dari sejumlah pegiat usaha serta melihat langsung perusahaan yang telah memiliki reputasi membanggakan.
Kegiatan ini sangat terbuka bagi siapa saja alumnus pesantren yang berminat untuk merambah usaha. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adalah santri pria dari seluruh pesantren di tanah air. “Usianya minimal 18 tahun, mampu membaca dan menulis al-Qur’an, bersedia mengikuti tes kualifikasi, serta mengikuti pengajian dan seluruh peraturan pesantren,” terangnya.
Berkas pendaftaran berupa biodata calon peserta dapat dikirim lewat email: pesantrenmandiri@gmail.com. Atau dapat konfirmasi ke nomor handphone: 082234325513, serta bisa juga datang langsung ke Pesantren Terpadu Al-Yasini yang beralamatkan di Areng-areng Barat, Wonorejo, Pasuruan, Jawa Timur.
“Semoga ikhtiar kami bisa mengisi ruang bagi ketersediaan pengusaha produk pesantren khususnya saat akan menghadapi persaingan bebas yang tidak lagi bisa dihindarkan,” harap Ghozali. (ahay)