Hari Perempuan Internasional
Aktivis Perempuan Cipayung Plus Sebut Pemerintah Gagal Lindungi Perempuan

Kelompok aktivis perempuan yang tergabung dalam Cipayung Plus menggelar konferensi pers terkait peringatan Hari Perempuan Internasional di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017 (santrinews.com/ist)
Jakarta – Kelompok aktivis perempuan yang tergabung dalam Cipayung Plus (KOPRI, PMKRI, KOHATI, GMNI, GMKI, KAMMI, KMHDI, IMMawati) menyebutkan pemerintah dengan Nawa Citanya telah gagal melindungi perempuan
Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers terkait peringatan Hari Perempuan Internasional di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Ketua KOPRI PB PMII, Ai Rahmayanti menyatakan bahwa ketidakhadiran negara telah memunculkan ketimpangan terhadap hak-hak perempuan secara sistemik sehingga mengakibatkan kerugian terhadap perempuan.
“Banyak kasus yang menimpa perempuan akhir-akhir ini seperti kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, dan negara belum sepenuhnya hadir dalam perlindungan terhadap perempuan, “ kata Rahma dalam release yang diterima SantriNews.
Karena ketidakhadiran tersebut, lanjut Rahma banyak permasalahan perempuan masih belum terselesaikan.
“Beberapa permasalahan perempuan yang masih belum terselesaikan,” tambahnya.
Permasalahan-permasalahan tersebut adalah lapran kekerasan terhadap perempuan, di mana 1500 laporan terdapat 227 kasus perkosaan dan 128 kasus pelecehan seksual. Maraknya perdagangan orang (human traficking) dengan beragam modus seperti buruh migrant ataupun kejahatan lainnya seperti jual beli organ manusia. Angka kematian ibu yang masih tinggi yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup.
Permasalahan lainnya adalah masih minimnya Pendidikan perempuan yang berkualitas & berkarakter serta angka Pernikahan Dini masih berada di presentasi 46,7%. Kedua tertinggi diantara negara-negara ASEAN.
“Persoalan tersebut terbukti bahwa pemerintah telah gagal mewujudkan Nawa Cita,” tegasnya (Isna/ubaid)