Prabowo Kritik Rezim Soeharto Gagal Kelola Indonesia
Prabowo Subianto (santrinews.com/ist)
Jakarta – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik para elit terdahulu yang dinilainya gagal kelola bangsa. Menurutnya, sejak rezim Orde Baru pembangunan di Indonesia menuju ke arah yang keliru.
“Dari masih di dalam Orde Baru saya sudah melihat arah pembangunan Indonesia, arahnya sebetulnya menuju arah yang keliru,” kata Prabowo saat berorasi dalam HUT ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di hall Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu, 6 Februari 2019.
Orde Baru adalah nama yang disematkan untuk pemerintahan Presiden Soeharto. Era Orde Baru bertahan selama 32 tahun. Era ini berakhir pada 1998 seiring lengsernya Soeharto dari kursi Presiden RI. Prabowo adalah salah satu elit penting di lingkaran Orde Baru, sebab ia adalah menantu Soeharto.
Prabowo tak peduli akibat pernyataan yang ia lontarkan itu menyebabkan banyak pihak tidak menyukainya. Sebab, Ia menyatakan lebih mementingkan rakyat. Itu semua juga hasil pengamatan dan pemikirannya selama ini.
“Ini keyakinan saya dan saya sampaikan di mana-mana, banyak yang nggak suka sama saya, terserah, yang penting saya bicara pada rakyat Indonesia,” tegasnya.
Prabowo menambahkan, kekeliruan dalam pembangunan disebabkan oleh para elite yang dinilainya telah gagal mengelola bangsa.
“Kekeliruannya adalah bahwa elite bangsa Indonesia ini, elite ini elite yang tak ada gunanya, elite ini gagal, gagal memberi arah kepada bangsa, gagal untuk mengelola bangsa ini,” ujarnya.
Menurut Prabowo, inti masalah Indonesia adalah sejak sejak zaman penjajahan kekayaan Indonesia selalu dibawa lari ke luar negeri. Sehingga tidak dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri.
“Saudara sekalian kenapa saya berani katakan itu, yaitu inti masalah Indonesia adalah berapa tahun dari sejak zaman penjajahan adalah kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia dibawa lari ke luar negeri mengalir keluar. Itu saya sampaikan dan itu pernah disampaikan Bung Karno,” ungkapnya. (us/onk)