Gus Sholah Sebut Program Deradikalisasi Gagal

KH Salahuddin Wahid dalam Sarasehan Bela Negara yang berlangsung di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat, 7 April 2017 (santrinews.com/ist)

Jombang – Program deradikalisasi yang dijalankan pemerintah selama ini dianggap belum mampu mencegah munculnya sikap dan perilaku radikal di tengah masyarakat. Beberapa pelaku teror di tanah air, sebelumnya bahkan tercatat pernah mengikuti program deradikalisasi.

Pandangan tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid dalam Sarasehan Bela Negara yang berlangsung di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat, 7 April 2017.

“Santoso yang (melakukan teror) di Poso itu juga merupakan hasil program deradikalisasi yang tidak berhasil,” ungkapnya.

Gagalnya program deradikalisasi menurut Gus Sholah disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pelaksanaannya cenderung bersifat insidental dan tidak terukur capaiannya. Juga, tidak adanya instrumen khusus dari negara dalam penanganan terorisme dan buruknya perlakuan terhadap para pelaku terorisme.

“Penjahat tidak mengenal kata jera. Demikian juga para pelaku terorisme. Sejumlah pelaku terorisme yang keluar dari penjara ternyata kembali melakukan aksi serupa setelah keluar dari penjara,” ujar mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini.

Adik kandung Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid ini juga menyebutkan program yang dijalankan BNPT tidak singkron dengan kepolisian.

“Saat narapidana menjalani asimilasi dan cuti menjelang bebas, BNPT masih melakukan monitoring secara terbuka, sehingga mengganggu para napi,” tandasnya.

Oleh karena itu, singkroninsasi perlu dilakukan dalam penangangan terorisme, termasuk terpidana mantan narapidana terorisme yang ingin kembali hidup di tengah-tengah masyarakat.

“Mereka tidak kembali ke tengah masyarakat dari titik nol, tapi dari titik minus. Karena itu, harus mendapatkan dukungan dari semua pihak,” tegas.

Hadir dalam acara tersebut, Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan RI Laksamana Pertama Muhammad Faisal, Ketua PCNU Jombang KH Isrofil Amar, Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pesantren Roudhotu Tahfidzil Quran KH Masduqi Al-Hafidz, dan para pengasuh pesantren dari berbagai wilayah di Kabupaten Jombang. (*)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network