Gus Sholah Sebut MKD Tak Mengerti Makna Etika

KH Salahuddin Wahid di hadapan insan media. (santrinews.com/antara)

Jakarta – Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah turut menjadi salah satu pembicara dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah. Dalam paparannya, Gus Sholah itu menyoroti perjalanan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait kasus Setya Novanto.

“Kita bersyukur Ketua DPR tidak mau mundur, jadi ada sidang kan. Sidang MKD, kalau orang jowo bilang mahkamah konco dewe (teman sendiri). Wong, mereka yang menjalankan sidang tidak mengerti makna etika, terlalu banyak guyonan yang terjadi dalam sidang,” kata Gus Sholah.

Hal itu disampaikan dalam pengajian PP Muhammadiyah yang mengangkat tema ‘Etika Publik Elit Negeri’ di gedung PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat malam, 4 Desember 2015.

Gus Sholah kemudian mengkritisi sikap Setya Novanto yang masih bertahan dengan posisinya sebagai ketua DPR, dan merasa tak bersalah atas kasus yang bergulir di MKD. Menurutnya, harusnya Indonesia ada budaya mundur.

“Di negara maju ada budaya mundur, di negara mundur ada budaya maju. Sudah salah ya maju terus, seperti itu kenyataan yang ada di Indonesia,” ujarnya sambil tersenyum.

Di ujung pembicaraanya, adik dari Gus Dur ini juga menyayangkan perilaku pimpinan MKD yang memperlakukan pelapor dan saksi seolah terdakwa. Yaitu Sudirman Said sebagai pelapor dan bos PT Freeport Maroef Sjamsoeddin sebagai saksi.

“Semestinya yang melapor bukan diperlakukan dengan baik, malah diperlakukan seperti terdakwa.” ucap Gus Sholah. (nabil/dtk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network