Pilpres 2019

Kiai Ma’ruf dan Etika Seorang Wakil Pemimpin

Presiden Joko Widodo dan KH Ma

Jakarta – Debat pertama Pasangan Capres-Cawapres RI periode 2019-2024 yang dimoderatori Ira Koesno dan Imam Priyono sudah selesai. Ada empat topik perdebatan, yakni Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Korupsi dan Terorisme. Siapa pemenangnya?

Setiap pendukung paslon memiliki persepsi yang tidak sama siapa pemenangangnya, sesuai kecenderungan arah pilihan politiknya. Di jagat twitter, hastag #JokowiAminMenangDebat menempati urutan kedua tranding topik dengan 164 ribu tweet. Sementara hastag #PrabowoIndonesiaMenang berada di peringkat tiga dengan tweet sebanyak 132 ribu kali.

Pemilih paslon no urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin akan menyebut pemenangnya adalah kandidat mereka. Sebaliknya, supporter paslon no urut 02 akan menyebut duet Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno sebaga pemenang.

Dewan Pembina Badan Pemenangan Prabowo-Sandi, Amien Rais misalnya menyoroti peran Kiai Ma’ruf yang dinilai kecil. “Saya lihat itu memang menonjol. Yang menonjol itu hampir tak ada peran Kiai Ma’ruf Amin, saya melihat seperti itu,” nilai Amin setelah menonton debat di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan , Kamis, 17 Januari 2019.

Sementara itu, Wakil Ketua Kampanye Nasional (TKN) Asrul Sani menyebut minimnya peran Kiai Ma’ruf dalam debat merupakan bagian dari strategi, yakni agar Jokowi bisa membeberkan fakta-fakta keberhasilan selama memimpin Indonesia.

“Kita memang atur karena pak Jokowi ini kan capres petahana jadi kan kalau capres petahana itu sudah kita perkirakan pastikan pertanyaannya itu apa yang sudah bapak lakukan selama 4 tahut6tn,” kata Asrul selepas nonton bareng di rumah aspirasi.

Namun catatan berbeda diberikan oleh putri mendiang Gus Dur, Yenny Wahid menilai Kiai Ma’ruf Amin memberikan imbangan perspektif terhadap Jokowi. “Saya lihat ini bukan porsi yang kecil. Dan yang sata catat, Kiai Ma’ruf bisa memberikan imbangan perspektif yang baik untuk menambah pernyataan pak Jokowi,” bela Yenny.

Terlepas dari klaim menang-kalah debat yang subjektif, Kiai Ma’ruf dinilai telah menunjukkan etika seorang wakil. Kan berbicara tadi. Walaupun wakil selalu begitu, maklum nomor satu (presiden) lebih banyak (bicara) dari nomor dua (wakil presiden),” kata Jusuf Kalla mengomentari debut Kiai Ma’ruf Amin.

Dalam dunia pesantren, etika atau adab menempati urutan pertama yang harus dimiliki, bahkan sebelum ilmu pengetahuan; “Kada al-adab qabla al-‘ilm” (Posisi adab itu sebelum ilmu). Bahkan Syaikh Ibnu Mubarak dalam risalahnya pernah berkata, bahwa dirinya memerlukan waktu lebih lama untuk belajar adab yakni 30 tahun dibandingkan belajar ilmu pengetahuan yang hanya membutuhkan 20 tahun. (bed)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network