Cetak Santri Jadi Pengusaha, Santripreneur Indonesia Gelar Santri Camp di Tuban

Surabaya – Santripreneur Indonesia membina sebanyak 200 santri di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, untuk menjadi pengusaha. Kegiatan ini guna mendukung program pemerintah dalam mewujudkan peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia, dari 3 persen menjadi 10 persen.
Kegiatan bertajuk “Santri Camp” yang bertujuan mengasah mental wirausaha santri itu digelar di Mangrove Center, Jenu, Tuban. Dikemas secara santai yakni pelatihan sembari berkemah di alam terbuka, pelatihan berlangsung selama dua hari mulai Sabtu-Ahad.
Pendiri dan pembina Santripreneur Indonesia KH Ahmad Sugeng Utomo mengatakan, kegiatan itu telah berlangsung sejak 2019 dan fokus pada pelatihan leadership, enterpreneurship dan digital marketing, dan total telah diikuti sebanyak 2.500 santri dari seluruh Indonesia.
“Kami berkomitmen, dalam beberapa tahun mendatang, Santripreneur akan mampu membangun bangsa dan negara melalui kewirausahaan,” katanya dalam keterangan persnya, Ahad,
Gus Ut –panggilan karib dia mengatakan secara umun Santripreneur Indonesia mengakomodir para santri dan pemuda di seluruh Indonesia. Para peserta adalah hasil seleksi dari para santri dan pemuda yang mendaftar di Tuban dan sekitarnya.
“Sosok santri sebenarnya telah memiliki modal yang cukup untuk menjadi pengusaha. Karena santri digembleng di pondok pesantren untuk mempunyai mental dan mindset yang tak beda jauh dari prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha,” ujarnya.
Santripreneur Camp rata-rata diikuti oleh santri yang sedang belajar atau sudah lulus dari pondok pesantren dengan usia 17 – 27 tahun.
Selain di Tuban, juga telah digelar di Bogor, Salatiga, dan ke depan akan dilaksanakan di sejumlah kota, antara lain Yogyakarta, Sumedang, Malang, Semarang, Medan, Makassar, Mojokerto, Lombok, dan Aceh.
Ia berharap, santri yang berjumlah jutaan di Indonesia nanti menjadi santri yang produktif, kreatif, dan mampu membuka lapangan usaha bagi dirinya dan orang lain, sehingga mampu menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi di Indonesia.
“Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, begitu juga dengan santri pengusaha,” pungkasnya. (shir/jaz)