Imbas Pilkada, Banyak Calon Pesan Keris Pengasihan

Proses pembuatan keris. (santrinews.com/bsp)

Pasuruan – Di pendapa Padepokan Satria Mataram-Kendali Sodo, Desa Purwodadi, Kabupaten Pasuruan sejumlah keris, tombak, dan pedang berbagai ukuran dipajang di tembok. Gambar Sunan Kalijaga, Semar, dan Gatotkaca juga menghiasi dinding. Kaligrafi asmaul husna yang terpasang diapit dua keris, menunjukkan perpaduan budaya Jawa dan Islam.

Mpu Kanjeng Raden Arya Nata Kusuma Cakrahadiningrat, pemilik padepokan mengaku kerap didatangi calon kepala daerah menjelang hari H pemilihan serentak. Mereka datang memesan aneka rupa keris, utamanya memiliki pamor pengasihan dan untuk meningkatkan kepercayaan diri. “Mereka memesan sejak masa kampanye,” kata Mpu Arya, Senin, 7 Desember 2015.

Para peserta pilkada, Mpu Arya menambahkan, berkeyakinan keris memiliki pengaruh untuk mengubah kehendak pemilih. Keris juga memancarkan aura untuk mendongkrak pamor orang yang memegang. Keris yang dipesan kandidat meliputi Singo Barong, Sengkelat, dan Jangkung Mangkunegoro.

Para memegang keris umumnya mengaku kepercayaan dirinya meningkat jelang pencoblosan. “Keris yang mereka inginkan ada yang dipesan khusus, tapi ada pula yang sudah jadi lalu dibawa,” kata pria yang juga akrab disapa Mpu Purwo ini.

Bila bisanya rata-rata pesanan keris hanya tiga buah per bulan, selama musim pilkada tiga bulan terakhir ini pesanan melonjak sampai 17 keris. Pemesan tak hanya dari Jawa Timur, tapi juga berdatangan dari luar Jawa. “Pemesanan sudah ada kesepakatan sesuai kualitas keris,” kata Mpu Arya.

Proses pembuatan keris tergantung pada kualitas dan kerumitannya. Mulai penempaan sampai jadi sempurna membutuhkan waktu sepekan sampai enam bulan. Sebelum membuat keris, Mpu Arya mengaku melakukan berbagai ritual seperti meditasi, tirakat, salat hajat, dan puasa mutih.

Namun, ada pula yang tak berhasil memesan keris sesuai keinginannya. Agar tak kecewa, Mpu Arya membuatkan keris lain yang sesuai dengan karakter pemesannya. Namun Mpu Arya tak menjanjikan setelah memiliki keris buatannya bakal terpilih sebagai Kepala Daerah. “Semua kita bicarakan sebelumnya, agar jika kalah tidak menyalahkan kerisnya,” ujarnya.

Setiap keris dijual dengan harga Rp 13 juta-Rp 25 juta. Kerumitan proses pembuatan keris, ucap dia, karena menggunakan perpaduan besi aji, meteorit, nikel atau titanium. Adapun penempaannya menggunakan campuran kayu jati dan jenis-jenis kayu yang dirahasiakan.

Keris, menurut Mpu Arya, merupakan seni metalurgi dan menggunakan teknik yang diwariskan oleh leluhur. Pamor dan aura keris juga bisa dijelaskan secara ilmiah. “Jangan terkecoh, tak ada khodam atau jin dalam keris,” ujarnya. (nabil/tem)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network