Indonesia Jadi Pionir Penyatuan Kalender Hijriah

Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin (santrinews.com/rmol)
Jakarta – Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin mengatakan perbedaan kalender hijriah antara pemerintah dan ormas Islam merupakan persoalan lama di Indonesia, sehingga ia terus berupaya untuk menyamakan awal Ramadhan dan Syawal dengan sejumlah ormas Islam.
“(Penyatuan) kalender hijriah ini dapat membuat umat Islam secara keseluruhan mempunyai pegangan yang sama dalam menjalankan ibadahnya, khususnya mengawali Ramadhan, menentukan 1 Syawal dan Idul Adha,” kata Lukman Hakim, di Jakarta, Selasa 5 Mei 2015.
Menurutnya, penyatuan kalender hijriah, merupakan hal yang penting karena erat kaitannya dengan persoalan keumatan dan ibadah yang cukup krusial, yaitu terkat penetapan awal puasa, hari Idul Fitri dan Idul Adha.
Dia berharap terjadi keberhasilan penyamaan kalender hijriah di Indonesia. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi pelopor di dunia dalam menyatukan kalender yang merujuk pada penanggalan qomariyah atau berdasarkan peredaran bulan itu.
Dalam upaya penyatuan kalender hijriah, Menag mengatakan pihaknya telah menemui Muhammadiyah untuk mencapai titik temu dalam penetapan kalender.
“Kami kemarin diskusi mudzakarah dengan PP Muhammadiyah. Alhamdulillah semua pimpinan PP Muhammadiyah hadir. Ada kesamaan tujuan cara pandang dan keinginan agar setidaknya kita bisa menyatukan kapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah,” ujarnya.
Menurutnya, hal yang sama juga akan dilakukan ke ormas Islam lain seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Dalam waktu dekat Kemenag akan melakukan hal sama dengan PBNU. Sehingga kalau kemarin dari Muhammadiyah kami dengar dari pakar Majelis Tarjih Muhammadiyah, ke depan bisa mendengar dari ulama Syuriah PBNU,” terangnya.
“Lebih jauh lagi Indonesia diharapkan bisa jadi pionir pelopor menyatukan kalender Hijriah secara nasional dan global,” katanya seraya mengakhiri. (us/onk)