Jenazah Slamet Effendy Yusuf Disambut Shalawat dan Isak Tangis

Jenazah Slamet Effendy Yusuf disambut shalawat di Pesantren Al-Azhary. (santrinews.com)
Banyumas – Hujan mengiringi kedatangan jenazah Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf di Pondok Pesantren Al-Azhary di Grumbul Karangcengis, Desa Lesmana, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
Jenazah tiba Kamis (3/12/2015) sekitar pukul 17.32 WIB. Kedatangan jenazah langsung disambut dengan shalawat, isak tangis keluarga, pengelola pesantren serta para santri yang mengenal sosoknya.
Setibanya di Pondok Pesantren Al-Azhary, jenazah langsung dibawa ke dalam masjid. Jamaah tak henti-hentinya terus mengumandangkan shalawat sampai jenazah dibawa masuk ke dalam masjid Umi Kulsum yang berada di dalam komplek pesantren. Sanak saudara, handai taulan sudah berdatangan ke pesantren untuk memberikan ucapan bela sungkawa. Jenazah langsung dishalatkan dan akan dimakamkan setelah shalat Isya.
Sementara itu di mata adik keduanya Khoirul Fuad Yusuf, Slamet dinilai sebagai sosok yang ngemong atau membimbing.
“Sebagai kakak, beliau bisa dijadikan tauladan, Beliau memiliki cara pandang yg luas dan sikap-sikap akademik,” kata Khoirul, di Pesantren Al-Azhary.
Menurut dia, meskipun kakaknya tersebut seorang politisi, tapi di mata dirinya memiliki sikap-sikap akademik. “Kita harus membedakan politisi yang berorientasi pada kelompoknya tapi beliau bisa menekan prinsip-prinsip objektifitas, jadi secara pribadi bisa dijadikan contoh adiknya,” ujar dia yang beda sekitar 9 tahun dengan Slamet.
Dia bercerita, saat kecil dirinya pernah diikat oleh Slamet di meja karena mengganggu kegiatan kakaknya tersebut. Namun meskipun begitu, kakaknya merupakan sosok yang suka membimbing dan selalu mengajarkan adik-adiknya agar bisa lebih baik.
“Saya sering diemong (dibimbing), tapi juga sering diikat di meja agar tidak ganggu kegiatan dia. Tapi sejak SLTA pun beliau sudah mencoba melatih saya untuk bisa menulis. Bahkan sejak SLTA saya sudah bisa menulis sampai berpolemik berbagai hal, dulu yang pertama tentang sex education, polemik itu ditulis di Kompas redaksi pembaca,” ungkapnya.
Rencanaya, jenazah dikebumikan setelah shalat Isya di samping masjid Umi Kulsum, komplek Pondok Pesantren Al-Azhary. Ratusan pelayat dan santri masih memadati pesantren tersebut. (nabil/dtk)