Jokowi Ajak Warga Papua Makan Siang di Istana

Presiden Joko Widodo bersama warga Nduga dan Yapen, Papua, makan siang di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 3 September 2019 (santrinews.com/detik)
Jakarta – Presiden Joko Widodo mengundang peserta ‘Festival Gapura Cinta’ asal Kabupaten Kepulauan Yapen dan Nduga, Papua, untuk makan siang di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 3 September 2019.
Mereka yang ikut makan siang dengan Jokowi antara lain, Otniel Matias Kayani, Royland Worembay, Amos Ayum dari Kabupaten Kepulauan Yapen, Tekius Heluka, Giyanus Kumungga, Agung Rezki, dan Oktavianus Tara Putra dari Kabupaten Nduga.
Tiba sekitar pukul 13.28 WIB, mereka langsung disambut oleh Jokowi. Jokowi langsung mempersilakan mereka masuk ke dalam ruangan yang telah disediakan makanan.
Jokowi bersama warga Kabupaten Kepulauan Yapen dan Nduga itu makan di satu meja yang sama. Mantan wali kota Solo itu lantas meminta mereka mencicipi es yang telah dihidangkan.
Jokowi mengenakan kemeja putih. Sedangkan warga Papua tersebut juga berkostum putih dengan hiasan khas Papua di kepala atau biasa disebut topi rumbai. Aktivitas santap siang itu berlangsung tertutup.
Diketahui, guna menyambut perayaan HUT ke-74 RI, pemerintah menggelar festival Gapura Cinta Negeri. Warga Kabupaten Kepulauan Yapen menjadi pemenang lomba kategori umum. Pada Senin 2 September 2019, Jokowi sempat memberikan hadiah kepada 10 pemenang kategori umum, 3 pemenang dari kategori lembaga atau organisasi dan 1 pemenang dari kategori penerima apresiasi.
Sementara Ketua Adat Lapago Paus Kogoya bersama lima orang lainnya dari Papua mengaku ingin bertemu Jokowi. Namun, Paus mengaku belum bisa bertemu dengan Jokowi. Sehari sebelumnya Paus juga datang ke Istana.
Ia mengatakan diminta pihak Istana untuk membuat surat audiensi terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Jokowi. Paus mengaku sudah membuat surat tersebut dan telah diserahkan kepada pihak Kementerian Sekretariat Negara.
“Maka surat ini saya buat untuk disampaikan sebagai audiensi. Jadi saya tidak berkecil hati. Apapun yang terjadi hari ini saya terima. Saya harus melewati proses untuk bisa bertemu bapak Presiden,” kata Paus di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Paus menyatakan dirinya ikut mendampingi Jokowi ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Wamena pada 2017 lalu. Saat itu, Jokowi menunggangi motor trail saat meninjau jalan Trans Papua ruas Wamena-Mamugu 1.
“Beliau baru buat sejarah presiden masuk ke hutan-hutan, apalagi di sana tempatnya TPM-OPM, tapi beliau bisa masuk. Itu karena kami mengamankan seluruh jalur dan rute yang beliau lewati,” tuturnya.
Selepas kegiatan itu, Paus mengklaim bahwa Jokowi memerintahkan stafnya untuk memfasilitasi para kepala adat agar bisa datang ke Istana. Namun, kata Paus, setelah dua tahun berlalu pihaknya belum bisa bertemu Jokowi.
“Namun perintah dan petunjuk presiden itu tidak dilaksanakan sampai lewat dua tahun sekarang ini,” ujarnya.
Paus mengaku sudah tiba di Jakarta sejak 13 Agustus lalu. Ia pun berharap setelah membuat surat audiensi dirinya bisa bertemu Jokowi.
“Saya berharap bahwa bapak Jokowi punya hati baik. Sebagai pimpinan republik ini dan hati merakyat, saya yakin bapak terima kami untuk mendamaikan Papua,” katanya.
Sebelumnya, setelah terjadi gejolak di Papua dan Papua Barat, Jokowi ingin mengundang para tokoh adat, agama, masyarakat, dan para pemuda setempat akhir bulan lalu ke Istana. Namun, rencana itu belum terlaksana karena kondisi yang belum memungkinkan. (us/cnn)