KH Hasyim Muzadi: Muslimat Emban Tugas ke-NU-an dan ke-Indonesia-an

KH A Hasyim Muzadi saat menyampaikan mauidah hasanah di acara puncak Harlah ke-70 Muslimat NU di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 26 Maret 2016 (santrinews.com/ist)
Malang – Mantan Ketua Umum PBNU KH A Hasyim Muzadi berharap Muslimat NU tidak hanya besar di Indonesia saja, melainkan bisa menjadi organisasi yang besar di dunia. Menurut dia, Muslimat NU memiliki dua tugas penting. Pertama tugas kepada NU, dan kedua untuk bangsa Indonesia.
“Tugas besar muslimat ada dua yang perlu diperhatikan, pertama tugas ke-NU-an dan yang kedua tugas ke-Indonesiaan,” kata Kiai Hasyim Muzadi, saat memberikan mauidzah hasanah di acara puncak Harlah ke-70 Muslimat NU di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 26 Maret 2016.
Menurut Hasyim, kedua tugas ini harus dilakukan secara bersama-sama dalam wujud mengimani dan beramal shalih. Selain itu, Kiai Hasyim juga berpesan agar Muslimat NU berpegang teguh kepada Khittah NU 1926.
“Selama NU masih menggunakan khittah, insyaallah persatuan, peranan, wibawa, serta harga diri NU masih bisa berjaya,” kata anggota Wantimpres ini.
“Ada empat khittah yang menjadi ruh untuk menjaga kejayaan organisasi,” sambungnya di hadapan sekira 70 ribu ibu muslimat dari berbagai daerah di Indonesia.
Khittah pertama adalah ahli sunnah wal jamaah al nadliyyah. Kedua, NU adalah organisasi mandiri dan bukan bagian dari parpol manapun. Isi khittah ketiga, Muslimat NU bukan hanya berkontribusi untuk golongan tetapi juga untuk Indonesia. Dan Khittah yang keempat adalah mengisi bibit-bibit pembangun negeri.
Keempat khittah tersebut tercermin dalam simbol NU yang menggambarkan bola dunia dan diikat tali yang kendor. “Tali yang tidak terikat kencang itu melambangkan NU bukan organisasi yang saklek namun terbuka menerima pemikiran-pemikiran baru,” tegasnya.
Acara puncak Harlah ke-70 Muslimat NU tersebut, selain dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Menag Lukman Hakim Saifuddin, juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan beberapa tokoh lain, seperti Yenny Wahid. (us/ahay)