Pilgub Jatim 2013
Jelang Pilgub, Ini Seruan Akhlak Politik KH Hasyim Muzadi
KH A Hasyim Muzadi (kanan) dan KH Ahmad Basyir AS (Abdul Hady JM/Santrinews.com)
Surabaya – Tiga hari jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim yang dijadwalkan pada Kamis, 29 Agustus 2013, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang KH A Hasyim Muzadi menelorkan seruan moral bagi masyarakat Jawa Timur.
Ada tujuh poin dalam seruan moral bertajuk “Seruan Moral/Akhlak Politik” yang dikeluarkan mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.
Berikut bunyi lengkap seruan moral tersebut yang diterima Santrinews.com:
SERUAN MORAL/AKHLAK POLITIK MENJELANG PEMILUKADA JATIM
Oleh: A Hasyim Muzadi
- Setelah kita berjuang dg harta dan diri kita, kita wajib bertawakal kepada Allah karena hanya Allah lah dzat yang mampu merobah kedhaliman dg keadilan.
- Memilih Gubernur/wk gubernur Jatim tidaklah semata-mata urusan mencari jabatan, namun kita menuju pembersihan Jatim dari kekotoran politik, penyalahgunaan kekuasaan, pembobolan uang negara/rakyat untuk kepentingan pribadi yg dikemas dg kedermawanan.
- Selama lima tahun ini, kekuasaan dimulai dari kecurangan, banyak tragedi politik seperti P2SEM, kejahatan politik dlm proses pilkada th 2013, yg pasti berujung tidak ada berkah dari Allah swt.
- Ulama, cendekiawan, santri dan aktifis hendaknya istiqomah pada posisi amar makruf nahi munkar dan tidak menyatakan kemunkaran sebagai makruf hanya untuk sekeping kepentingan sesaat.
- Rakyat yg menerima suap politik (money politik) hendaknya sadar bahwa itu dari uang negara dan kalau diteruskan, hancurlah negara republik Indonasia.
- Para pemimpin seharusnnya tidak mencuri uang negara untuk ongkos mencuri suara sbg modal kepemimpinannya.
- Hasbunallaahu wanikmal wakil nikmal maula wanikmannasiir .
A Hasyim Muzadi, Pengasuh Pesantren al Hikam Malang.
Demikian tujuh poin seruan moral Kiai Hasyim Muzadi. Pada Pilgub Jatim 2013 ini diikuti empat pasangan kandidat. Yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa), Eggy Sudjana-M Sihat (Beres), Bambang DH-Said Abdullah (BangSa), dan Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumarawedja (BerKah). (jaz/ahay).