Pilpres 2014
KH Hasyim Muzadi: Politik Uang Kanker dalam Demokrasi

KH A Hasyim Muzadi (tribunnews/santrinews.com)
Jakarta – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Hasyim Muzadi meminta rakyat Indonesia untuk mewaspadai terjadinya politik uang jelang coblosan Pemilihan Presiden 2014 kali ini.
“Harus diwaspadai malam ini dan besok pagi soal beredarnya money politik,” kata Kiai Hasyim Muzadi di Jakarta, Selasa, 8 Juli 2014. Pilpres digelar pada Rabu besok, 9 Juli 2014.
Menurut Kiai Hasyim, selain politik uang, masalah penting dalam pemilu adalah pengamanan suara. “Harus waspada pula adanya kecurangan dalam mengelola suara pemilu,” terangnya.
Politik uang dan kecurangan pemilu, katanya, adalah kanker dalam pemilu dan demokrasi yang ujungnya mengancam Indonesia.
“Dengan money politic seorang calon pemimpin merasa telah membeli rakyat dan jangan diharapkan lagi ada rasa amanah (kepada) rakyat,” papar pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini.
Ia menambahkan, politik uang adalah wujud kemiskinan rakyat, serta sistim kapitalisme yang memperkaya sekelompok orang terterntu. “Mereka membeli rakyat, membeli hukum, membeli politik bahkan membeli agama,” tandasnya.
Banyak pemimpin, sambung Kiai Hasyim, mencuri uang negara untuk ongkos membeli suara. “Dalam suasana money politik dan kecurangan pemilu akan lahir pemimpin-pemimpun avonturir yang merusak negara. Materi yang diterima rakyat samasekali tidak berarti dibanding kerusakan negara yang bakal timbul,” tegasnya.
Oleh karena itu, menurut Kiai Hasyim, masyarakat Indonesia secara keseluruhan harus terlibat dalam memberantas kanker negara. Masalah itu tidak cukup diserahkan ke penyelenggara pemilu atau tim sukses masing-masing kontestan pemilu.
“Kenetralan TNI polri harus tetap dijaga, karena sekalipun TNI netral, panglima tertinggi TNI tetap saja ketua partai politik yang partainya sudah berfihak,” pungkasnya (ahay)