Pilpres 2014

KH Hasyim Muzadi: Jangan Korbankan Indonesia untuk Demokrasi

KH A Hasyim Muzadi (dok/santrinews.com)

Jakarta – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Hasyim Muzadi mengatakan pemilihan umum harus dilihat sebagai sarana bagi warga negara untuk memilih atau dipilih sebagai wakil rakyat di legislatif maupun sebagai pemimpin di eksekutif, bukan pengkristalan kelompok kepentingan.

Karena itu, menurut Kiai Hasyim, setelah pemilu selesai, segenap warga negara selayaknya kembali bersatu sebagai satu bangsa.

“Kita harus kembali sebagai Bangsa Indonesia yang berjiwa Indonesia,” kata Kiai Hasyim, Senin, 21 Juli 2014.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang dan Depon ini menambahkan, jika ada pihak yang tidak puas dengan hasil pemilu maka ada mekanisme yang bisa ditempuh yakni jalur hukum.

“Kalau ada yang dianggap tidak benar di KPU, toh ada MK. Kalau tidak puas di MK, bisa bertarung lima tahun lagi,” tandasnya.

Kiai Hasyim menghimbau agar upaya memaksakan kehendak dengan mengerahkan massa harus dihindari karena akan merugikan kepentingan bersama sebagai bangsa.

Ia mencontohkan pengalamannya ketika bersama Megawati Soekarnoputri dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dalam perhelatan pemilu presiden 2004 silam.

Sebagai Ketua Umum PBNU saat itu, Hasyim merasa mampu melakukan pengerahan massa, namun ia tidak melakukannya.

“Secara ‘gentle’ saya hadir pada pelantikan SBY-JK sebagai presiden dan wakil presiden. Karena saya berpendapat bahwa demokrasi untuk Indonesia, bukan mengorbankan Indonesia untuk demokrasi,” katanya.

Bahkan, lanjut dia, hubungannya dengan Jusuf Kalla tetap baik. “JK tetap membantu PBNU, saya pun membantu JK,” katanya.

Demikian juga, kata Hasyim, ketika ia dua kali membantu Khofifah Indar Parawansa maju dalam pemilihan gubernur Jawa Timur dan kalah, ia pun tidak melakukan pengerahan massa.

“Sebagai tim sukses Khofifah saya merasa dicurangi, namun bagaimana lagi, MK memenangkan Karwo-Saiful (Soekarwo-Saifullah Yusuf). Saya juga tidak menggerakkan massa di Jatim, padahal saya bisa menggerakkannya,” katanya.

Kiai Hasyim juga menyatakan sangat menghormati kearifan Ketua Majelis Syuro PPP KH Maemun Zubair yang mengimbau agar PPP bisa menerima keputusan KPU terkait Pilpres 2014.

“Kita boleh membela partai dengan segala kepentingannya, tapi tidak boleh mengorbankan Indonesia. Partai untuk Indonesia, bukan Indonesia untuk partai,” pungkasnya. (dhom/ahay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network