Muktamar NU
Santri Nusantara Kecam Politik Uang di Muktamar

Jombang – Gelaran Muktamar Ke 33 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar sejak Sabtu kemarin, 1 Agutus 2015 di Jombang, Jawa Timur berlangsung sangat panas. Masing-masing kndidat calon Ketua Umum Tanfidziyah dan Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengklaim memiliki pendukung yang sama kuat.
Bahkan diindikasikan telah terjadi jual beli suara pengurus cabang dan wilayah. Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Santri Nusantara, Deni Mahmud Fauzi disela acara Muktamar. Ditanya kebenaran hal tersebut, Deni mengatakan mendapatkan informasi dari salah satu anggota Santri Nusantara yang tersebar di lokasi Muktamar.
Deni mengecam secara keras politik uang (money politic) dalam muktamar kali ini. “Kami sangat kecewa, dan kami mengecam tindakan (money politic) tersebut,” tegasnya.
Mantan Sekretaris Umum Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur ini berharap Rais Aam PBNU kedepan jangan sampai dipegang oleh seseorang yang mencalonkan diri.
“Tradisi di NU yang saya ngerti gak ada yang nyalon, tapi dicalonkan, apalagi ini pake money politic kan merusak NU. Harapan kami sebagai santri tidak diajari muktamar yang gak baik,” ujarnya.
Sejumlah nama bakal bersaing menduduki jabatan Ketua Umum dan Rois Aam PBNU. Untuk posisi Rois Aam, ada KH Mustofa Bisri dan KH Hasyim Muzadi.
Sementara persaingan calon Ketua Umum PBNU terjadi antara KH Said Agil Siraj, KH Solahuddin Wahid (Gus Solah), dan Said As’ad Ali. (shir/onk)