KH Maruf Amin Targetkan Cetak 1 Juta Wirausahawan Santri pada 2023

Wakil Presiden KH Maruf Amin Pada meninjau Pameran “Karya Santri Nusantara” di sela pembukaan Rakernas IPPNU di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Kamis, 23 Januari 2020 (santrinews.com/istimewa)

Jakarta – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menyatakan pemerintah memiliki target bisa menciptakan 1 juta santri pengusaha atau Santripreneur dan 1000 produk unggulannya hingga lima tahun ke depan.

Target itu tak lepas dari program wirausaha pesantren atau program One Pesantren One Product (OPOP) yang dicanangkan pemerintah mulai 2019.

“Sejak 2019 ini, memiliki target untuk menciptakan 1 juta santriprenuer dan 1.000 produk unggulan (barang atau jasa) pada tahun 2023,” kata Kiai Ma’ruf dalam keterangan tertulisnya, Jumat 24 Januari 2020.

Kiai Ma’ruf lantas merinci target jangka pendek pada 2019 lalu adalah 100 ribu santripreneur dan 150 produk unggulan. Sedangkan pada 2020 ini menargetkan terciptanya 200 ribu santripreneur dan 200 produk unggulan.

Sementara pada 2021, sebanyak 200 ribu santripreneur dan 200 produk unggulan mulai berkembang. Lalu pada 2022 ditarget sebanyak 250 ribu santripreneur dan 200 produk unggulan kembali tumbuh.

“Pada 2023 pemerintah menargetkan 250 ribu santripreneur dan 250 produk unggulan,” kata mantan Rais Aam PBNU itu.

Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf mendorong agar gerakan wirausaha berbasis pesantren dapat bergerak masif di provinsi lain. Selain di Jawa Timur, program sejenis OPOP juga sudah berkembang di Jawa Barat sejak 2018.

Terlebih lagi, kata dia, gerakan itu nantinya bisa mensejahterakan santri dan mengembangkan pesantren secara mandiri

“Terlebih lagi, jumlah pesantren sebanyak 27.000 dengan 3,6 juta santri. Bila gerakan ini terus digerakkan, didampingi, difasilitasi, dan dikolaborasikan dengan berbagai pemangku kepentingan, maka akan menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan yang strategis bagi upaya meningkatkan kesejahteraan umum,” kata dia.

Kiai Ma’ruf mengaku mendukung gerakan ekonomi pesantren sebagai bagian penguatan ekonomi kerakyatan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara pelaku ekonomi lemah dan pelaku ekonomi kuat. Mekanismenya, kata dia, dapat diterapkan melalui kolaborasi antara pelaku ekonomi kuat dan lemah.

“Program OPOP Jatim ini juga berintikan kolaborasi. Pilarnya adalah sinergi antara koperasi pondok pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan Kadin,” kata dia.

Pada gelaran kampanye Pilpres 2019 lalu, Kiai Ma’ruf kerap kali konsen pada isu ekonomi kerakyatan berbasis pesantren.

Bahkan, ia pernah menggagas konsep bertajuk Gus Iwan yang merupakan akronim dari ‘Santri Bagus Pintar Ngaji dan Juga Usahawan’. Konsep ini juga pernah ia kenalkan agar para santri mau mengelola usaha kecil di samping belajar ilmu agama.

Kiai Ma’ruf menuturkan upaya untuk mengembangkan konsep tersebut merupakan bagian dari program ekonomi arus baru yang selama ini ia gagas dalam pilpres 2019.

Ia mengklaim ekonomi arus baru lebih memperhatikan masyarakat dari kalangan menengah ke bawah. (us/cnn)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network