Kongres IPNU-IPPNU

Kongres XVIII IPPNU Perjuangkan Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Cirebon – Selama tiga tahun masa kepengurusan, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) masa Khidmat 2015-2018 aktif terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan.

Salah satunya tentang isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Beberapa program yang telah dilaksanakan untuk mengawal isu tersebut, salah satunya Program Rumah Ramah Pelajar IPPNU.

Ketua Panitia Kongres XVIII IPPNU Herawati mengatakan, Program Rumah Ramah Pelajar IPPNU merupakan penyedia informasi dan konseling untuk remaja.

Herawati menjelaskan, selama ini IPPNU ikut menyuarakan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) dari pusat sampai daerah.

“Salah satu dari agenda Kongres adalah menyuarakan dan mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS),” ujarnya pada acara dialog interaktif Kebangsaan dan malam ta’aruf peserta Kongres XVIII IPPNU di Pesantren KH Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Jumat, 21 Desember 2018.

Pimpinan Pusat (PP) IPPNU meminta kader IPPNU di daerah mengarahkan untuk ikut mengawal isu ini.

IPPNU adalah organisasi kader Nahdlatul Ulama, maka prinsip ta’awun (saling menolong) menjadi landasan gerakan organisasi. Kader IPPNU harus menjadi kader yang peka terhadap dinamika sosial. Mengawal RUU ini merupakan representasi prinsip tersebut.

“Terlebih, perempuan dan remaja rentan menjadi korban kekerasan seksual. Pengesahan RUU ini bisa menjadi penguatan hukum dan pemenuhan hak-hak perempuan sebagai warga negara,” tandasnya.

Ia menyampaikan beberapa isu yang diusung dalam Kongres XVIII IPPNU. Yakni menangkal radikalisme serta melibatkan diri dalam pembangunan nasional berkelanjutan seperti yang dimanahkan Presiden Jokowi dalam pembukaan Kongres XVIII IPPNU di Jakarta.

“Maka hal ini (Pengesahan RUU-PKS) menjadi sesuatu keharusan untuk diperjuangkan,” tegas perempuan asal Banten itu.

Setelah dibuka di Istana Merdeka Jakarta oleh Presiden RI Joko Widodo, Kongres XVIII Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) masih berlanjut sampai Senin tanggal 23 Desember 2018.

Beberapa agenda telah berlangsung, seperti dialog kebangsaan dan Malam ta’aruf yang dilaksanakan pada Jumat (21/12). Selanjutnya agenda Kongres menuju ke kegiatan inti, yakni musyawarah bersama kader IPPNU se-Indonesia.

Pembahasan tentang organisas serta isu-isu yang disuarakan melalui kongres tiga tahunan organisasi Badan Otonom Nahdlatul ulama (NU) putri tingkat pelajar dan remaja.

“Insyaallah kami (IPPNU) yakin bisa mengemban amanah ini. Slogan Belajar, Berjuang dan bertaqwa sebagai prinsip gerak organisasi untuk Menuju Milenial Berkeadaban,” pungkasnya. (shir/nuo)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network