Kunjungi PBNU, Ulama Al Azhar Mesir: Islam Tak Meruntuhkan Gereja
Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan kehormatan ulama dari Universitas Al Azhar Mesir, Jumat, 21 Desember 2018. Mereka diterima oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Ruang kerjanya, Lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.
Rombongan itu terdiri atas mantan Rektor Al Azhar Prof Dr Ibrahim Hudhud dan Wakil Rektor Al Azhar Prof Dr Aayrof Atiyah.
Pertemuan itu dihadiri pula oleh Katib Aam PBNU KH Yahya C Staquf, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU KH Abdul Mannan Ghani, Ketua PBNU Hanif Saha Ghafur, Wasekjen PBNU Imam Pituduh, Ketua PP LAZISNU Ajat Sudrajat, dan Wasekjen PP ISNU M Sofwan Erce.
“Kami ucapkan selamat datang Prof Dr Ibrahim Hudhud dan Prof Dr Aayrof Atiyah. Al-Azhar adalah gudang ulama. Kiblat ilmu Islam. Kami optimis Islam dihormati, dihargai, dan semakin jaya dengan keberadaan Al-Azhar,” kata Kiai Said.
Dalam pertemuan itu, para ulama terlibat percakapan dunia Islam di Indonesia dan di Timur Tengah. Mereka prihatin atas kekerasan dan gerakan intoleran yang terjadi di tengah umat Islam.
“Al Azhar adalah gudang ulama, kiblat ilmu Islam. Kami optimis Islam dihormati, dihargai, dan semakin jaya dengan keberadaan Al Azhar,” kata Kiai Said.
Ibrahim Hudhud mengatakan Islam tidak mengajarkan saling caci maki karena perbedaan, termasuk perbedaan agama. Islam justru membawa perdamaian dan persatuan di tengah perbedaan.
“Islam agama islah, memakmurkan, bukan meruntuhkan, tidak menumpahkan darah, dan menebang pohon. Islam tidak meruntuhkan gereja-geraja,” katanya.
Ibrahim memuji kehidupan di Indonesia yang menurut dia memiliki kecocokan dengan kehidupan kota Madinah di zaman Rasul, di mana setiap orang mendapatkan hak dan kewajiban tanpa melihat latar belakang agamanya.
Sementara Ajat Sudrajat mengatakan hubungan NU dan Al Azhar sangat baik. Bahkan, PBNU telah mengirimkan 30 pelajar untuk belajar di Universitas Al Azhar.
Selain itu PBNU akan memberangkatkan 50 orang dai pada Januari 2019 untuk kursus dua bulan di Al Azhar sebagai tindak lanjut kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke PBNU beberapa waktu lalu. (us/onk)