Menpora Imam Nahrawi: Kaligrafi Ngajari Keikhlasan dan Ketelatenan

Jombang – Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) H Imam Nahrawi mengatakan, keahlian menulis Arab atau kaligrafi bukan saja bisa menjadi sumber usaha, melainkan juga bisa mengajarinya keikhlasan dan ketelatenan dalam menjalani kehidupan.
Demikian disampaikan Imam Nahrawi saat memberikan sambutan pada acara “Pembukaan Pameran dan Festival Kaligrafi Islam Nasional 2015” di Aula Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur, Kamis, 5 Maret 2015.
Pria kelahiran Bangkalan Madura ini bercerita bahwa dirinya bisa kuliah hingga lulus di IAIN (kini UIN) Sunan Ampel Surabaya dari hasil menulis kaligrafi Arab, bahkan juga bisa beli sawah. Karena itu, dia sangat berharap kepada para peserta festival kaligrafi untuk lebih serius dalam menekuni keahlian tulis menulis Arab tersebut.
Di samping bisa menjadi sumber usaha, lanjut dia, keahlian menulis Arab secara baik mampu mengajarkan yang menekuni untuk menjaga keikhlasan dan ketelatenan. “Kaligrafi mengajari kita soal keikhlasan dan ketelatenan,” tandasnya. Dia menekuni belajar kaligrafi Arab sejak sekolah tingkat Madrasah Aliyah.
Agar keahlian menulis Arab secara bagus dan benar bisa bermanfaat, Imam Nahrawi mengajak peserta untuk bisa menertibkan sejumlah hasil khat yang telah beredar di pasaran. “Karena banyak tulisan Arab yang beredar ternyata tidak melalui kaidah yang dibenarkan,” terangnya.
Tampak hadir pada acara pembukaan, Dr H Abdullah Futaini dari Universitas Al-Azhar Mesir, Prof H Biid Hamidi, guru besar khat internasional dari Universitas Ummul Quro yang juga imam besar di Makkah dan Madinah, Marwan Ja’far (Menteri Desa, Kerja dan Transmigrasi), H Muhaimin Iskandar serta sejumlah ahli khat (khattat) dari berbagai negara.
Dr H Abdullah Futaini dan Prof H Biid Hamidi mengaku bangga dengan potensi Inonesia yang masyarakatnya memiliki keahlian dalam khat. “Dari ratusan murid yang belajar di tempat saya, banyak yang berasal dari Indonesia,” kata Prof H Biid Hamidi di hadapan ratusan peserta dan hadirin.
Yang istimewa, pada kegiatan ini keduanya memberikan ijazah langsung kepada para peserta dan hadirian pserta festival. Kegiatan yang berlangsung hingga 17 Maret ini dihadiri Nur Hamidiyah, satu-satunya khatthat perempuan tingkat internasional, juga Sulaiman Adam dari Thailand dan tentunya khatthat dari berbagai kota di tanah air. (saif/ahay)