Menpora: Indonesia Krisis Narkoba, 10 Pemuda Meninggal Setiap Hari

Menpora Imam Nahrawi memukul gong sebagai tanda pembukaan acara Konfrensi Pemuda Asia Fasifik di Bandung (santrinews.com/kemenpora)

Bandung – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi menyatakan Indonesia kini tidak hanya sedang dihadapkan dengan krisis moral, tetapi juga krisis narkoba yang banyak terjadi di kalangan pemuda.

“Indonesia adalah negara besar, dengan demokrasi yang ada di dalamnya, tetapi dalam kesempatan yang sama terlalu banyak kasus di mana Indonesia dijadikan sebagai pasar bebas penyebaran narkotika,” ujar Menpora dalam sambutannya pada acara New Asia Africa Youth Conference 2015 di Aula Utama UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, Senin siang, 20 April 2015.

Imam Nahrawi menjelaskan sampai saat ini penyebaran narkotika di Indonesia korbannya kebanyakan adalah anak-anak muda dan remaja-remaja yang bagi dia seharusnya generasi muda menjadi generasi gemilang, tangguh dan sehat yang meneruskan perjuangan Indonesia.

“Bahkan hingga hari ini sudah ada 4,8 juta pengguna narkoba (di Indonesia). Belum lagi yang meninggal karena narkoba, belum yang harus terikat dengan sindikat pengedaran narkoba. Nyaris setiap hari 10 pemuda meninggal akibat narkoba,” ungkap Menpora yang saat itu juga membuka acara Konferensi Pemuda Asia Afrika ini.

Dia berharap kepada seluruh hadirin dan delegasi pemuda negara-negara konferensi Asia-Afrika tersebut untuk bersama-sama berani meneriakkan perlawanan terhadap sindikat narkoba di setiap negara masing-masing.

Sementara soal kedaulatan hukum, Menpora menegaskan bahwa masing-masing negara harus berani meneriakkan, “Kita adalah negara yang merdeka, berdaulat dan tidak boleh dijajah oleh siapapun, karena masing-masing kita sebagai sebuah negara punya landasan yang cukup panjang untuk meraih kemerdekaannya.”

“Makanya, mestinya grasi (bagi pengedar narkoba) itu tidak boleh dikeluarkan begitu saja, tetapi hanya bisa apabila melalui proses hukum yang panjang. Saya menegaskan, Indonesia negara yang berdaulat. Maka tidak boleh siapa pun yang mencampuri urusan dalam negeri Indonesia,” tegas Imam Nahrawi. (zid/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network