Indonesia Butuh 2 Juta Alquran Setiap Tahun
Jakarta – Kebutuhan umat Islam di Indonesia akan Alquran mencapai 2 juta eksemplar per tahun. Berdasarkan data dari Kementerian Agama yang kerap melakukan pengadaan Alquran, kuota tersebut hanya mampu terpenuhi sebanyak 50.000 hingga 60.000 Alquran per tahun.
Kebutuhan Alquran secara fisik sangat besar. Namun yang tidak kalah pentingnya bahwa segi pengamanan, penerbitan dan percetakan Alquran memerlukan adanya perhatian khusus dari otoritas yang berwenang. Sebab, Alquran tidak mungkin disamakan dengan barang-barang cetakan biasa.
Berdasarkan hal tersebut, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), melalui PT Hati Emas, bekerjasama dengan Asia Pulp & Paper (APP) untuk menerbitkan kitab suci umat Islam itu. Hal itu diharapkan bias menutupi kebutuhan tersebut.
“Saya sangat bersyukur dengan amal yang sangat baik ini,” kata KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU, Sabtu 22 Juni 2013.
Suhendra Wiriadinata, Direktur Corporate Affairs and Communications APP, mengatakan, sejak tahun 2007 APP telah memberikan wakaf Alquran. Hingga saat ini tercatat APP telah mewakafkan lebih dari 65.000 kitab suci Alquran.
Gerakan wakaf Alquran itu sebagai bentuk tanggung jawab sosial rutin dilakukan APP setiap bulan suci Ramadhan. Tujuan program ini adalah menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antara APP dengan masyarakat.
“APP bekerja sama dengan PBNU dan PT Hati Emas mencoba menerbitkan Alquran untuk menjawab kebutuhan umat muslim untuk Alquran yang berkualitas,” kata Suhendra.
Direksi PT Hati Emas, Omar Aram mengatakan untuk kebutuhan dalam negeri, mereka menargetkan mencetak 2 juta Alquran setiap tahunnya.
“Setiap mushaf (Alquran) yang kami terbitkan, terdapat zakat sebesar 2,5% yang nantinya akan kami berikan kepada PBNU untuk diserahkan kepada LAZISNU,” terang Omar Aram. (ahay/saif).