Menteri Hanif Dhakiri Jadi Mustasyar PCI NU Taiwan

Menteri Tenaga Kerja, M Hanif Dhakiri bersama istri Ma'arifah (santrinews.com/kompas)

Jakarta – Struktur Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Taiwan masa khidmat 2014-2016 terbentuk melalui serangkaian konferensi yang digelar di Taipei pada 1-2 November 2014 lalu. Dalam struktur kepengurusan yang baru terdapat nama Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dakhiri sebagai Mustasyar PCI NU Taiwan.

“Peran Menaker dalam struktur kepengurusan PCI NU Taiwan sangat strategis karena mayoritas TKI di Taiwan adalah warga Nahdliyyin. Oleh sebab itu, silakan TKI di Taiwan bisa menyampaikan berbagai keluh kesah kepada beliau melalui PCI,” kata Katib PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat melantik jajaran pengurus PCI NU Taiwan periode 2014-2016 di halaman Taipei Main Station (TMS) melalui siaran pers.

Berdasarkan hasil konferensi PCI NU Taiwan pada 1 November 2014, Muhammad Irfan Ilmie terpilih secara aklamasi sebagai Rais Syuriah. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, dia didampingi dua Wakil Rais Syuriah, tiga katib, dan tiga a’wan dengan supervisi oleh jajaran mustasyar yang terdiri atas enam orang dari unsur Kemenaker, PBNU, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, dan pendiri PCI NU Taiwan.

Sementara itu, Arif Wahyudi yang terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah melalui pemungutan suara dalam konferensi tersebut bertugas menjalankan roda organisasi dengan didampingi tiga orang wakil ketua dan jajaran pengurus harian.

Pelantikan jajaran PCI NU Taiwan di TMS, seperti dilansir Okezone, dihadiri sedikitnya 3.000 warga Nahdliyyin dan bekerja di berbagai wilayah di Taiwan dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di negara tersebut.

Ribuan warga nahdliyin itu tampak antusias menghadiri acara pelantikan tersebut, meskipun diguyur hujan sejak Ahad pagi, 9 Nopember 2014. Acara pelantikan juga diisi dengan pengajian oleh KH Anwar Zahid dari Bojonegoro, Jawa Timur. “Kami berharap, PCI NU Taiwan ini bisa menjembatani komunikasi antara TKI dengan perwakilan pemerintah RI di Taiwan,” kata Yahya Staquf.

Dari 223 ribu TKI yang bekerja di Taiwan, Yahya memperkirakan 80-85 persen adalah warga nahdliyin. Berdirinya PCI NU Taiwan pada 2007 diprakarsai oleh sejumlah TKI yang aktif dalam wadah pengajian rutin yang kemudian difasilitasi sepenuhnya oleh PBNU.

Sementara itu, Mustasyar PCI NU Taiwan Muchamad Nabil Haroen juga berharap pengurus yang baru harus lebih aktif mendatangi warga Nahdliyyin yang berada di luar Kota Taipei yang jumlahnya tak kalah banyak dengan di Kota Taipei.

Bahkan pendiri PCI NU Taiwan itu mengusulkan peningkatan status 11 ranting di bawah PCI NU Taiwan menjadi majelis wilayah cabang istimewa sebagaimana AD/ART NU. “Apalagi di Taiwan ini ada beberapa ranting yang sudah memiliki masjid tersendiri, seperti di Yilan dan Donggang,” ujar Nabil. (us/ahay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network