Hari Asyura 10 Muharam

PBNU: Peringatan Asyura Tidak Sesat

Jamaah penganut aliran Syi'ah berdoa memperingati Hari Asyura 10 Muharram 1435 Hijriyah, di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 14 November 2013 (antara/santrinews.com)

Tulungagung – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai, acara peringatan Asyura seperti yang dilakukan penganut aliran Syiah bukanlah kegiatan sesat secara ajaran Islam. Seluruh umat Muslim di Indonesia, khususnya warga Nahdliyin dihimbau untuk menghormati ritual Asyura yang biasa diperingati kaum Syiah setiap 10 Muharam.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, seusai mengisi dakwah keislaman di kantor PCNU Tulungagung, Jawa Timur, Kamis, 14 November 2013 malam.

Kang Said – sapaan akrabnya, menegaskan demikian secara khusus untuk menanggapi insiden atau ketegangan yang mencuat bersamaan dengan kegiatan peringatan Asyura yang diikuti sekitar 7.000 umat Syiah se-Indonesia di Jakarta, Kamis, 14 November 2013.

“Adapun acara Asyura itu adalah acara Islam, hanya cara yang dilakukan Syiah itu kadang berlebihan. Kita yang bukan Syiah pun sebenarnya (juga) harus ikut memperingati 10 Asyura, harus,” tandasnya.

Ia justru menyerukan agar peristiwa bersejarah, di mana salah satu cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, yang dibantai dalam sebuah peperangan di Padang Karbala, juga dikenang untuk bahan refleksi bagi seluruh umat Islam di dunia.

“Sebagai ahli sunah, wajib hukumnya memperingati 10 Asyura, 10 Sura (Muharam),” tandas alumnus Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ini.

Kang Said yang merupakan tokoh kunci ormas Islam terbesar beraliran Sunni di Indonesia ini, seperti dilansir laman Antara, juga tidak mempersoalkan eksistensi Syiah di Tanah Air.

Doktor jebolan Universitas Ummul Quro Makkah ini hanya mengecam cara-cara yang mereka lakukan yang dinilainya berlebihan, seperti menyakiti diri sendiri hingga mengeluarkan darah yang dilakukan warga Syiah dalam memperingati Asyura.

“Cara-cara yang seperti ini yang kita tentang. Kalau soal (keberadaan) Syiah tidak apa-apa,” tandas alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri ini.

Sebelumnya, sejumlah kelompok Islam yang mengatasnamakan perwakilan Aliansi Sunnah untuk Kehormatan Keluarga dan Sahabat Nabi berunjuk rasa mendesak pemerintah mengeluarkan larangan peringatan Asyura oleh kaum Syiah Indonesia di Balai Samudera, Jakarta.

Ribuan jamaah Syiah hadir dari berbagai penjuru Indonesia. Pada saat yang sama, gabungan ormas Islam yang kontra terhadap Syiah melakukan aksi pembubaran. Ratusan orang hadir dan sempat terjadi ketegangan saat massa ingin membubarkan Asyura.

Peringatan Asyura sendiri akhirnya diselesaikan lebih cepat dari jadwal. Acara seharusnya selesai pukul 17.00 WIB, tetapi sudah selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Hal ini diambil sebagai langkah pengamanan dari kepolisian. (onk/ahay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network