Alasan Historis, Peringatan Hari Pahlawan Dipusatkan di Surabaya

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa (santrinews.com/dok)

Jakarta – Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2015 ini akan dipusatkan atau dilaksanakan di Surabaya. Demi alasan sejarah dan upaya menguatkan semangat kepahlawanan pada generasi muda, jadi dalih pemerintah.

Hal itu disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, Jumat, 9 Oktober 2015, kemarin. Khofifah juga menyinggung tentang pengajuan gelar pahlawan nasional dari masyarakat.

Menurut dia, proses usulan itu harus melalui kepala daerah di tingkat kota/kabupaten dan provinsi sebelum diterima Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD). Setelah masuk kajian, baru diserahkan ke presiden melalui Kementerian Sosial.

“Permohonan usul pemberian gelar pahlawan nasional kepada presiden melalui Dewan Gelar. Sebelumnya diadakan verfikasi, penelitian dan pengkajian melalui proses seminar, diskusi, serta sarasehan,” katanya.

Hingga saat ini, sudah diterbitkan 163 surat Keputusan Presiden (Keppres) terkait nama-nama yang diangkat menjadi pahlawan nasional dan masyarakat masih bisa mengusulkan.

“Keppres pengangkatan pahlawan nasional baru 163 dan masyarakat masih bisa mengusulkan nama-nama yang dinilai tepat untuk diangkat sebagai pahlawan perintis kemerdekaan dan pahlawan nasional,” ujarnya.

Untuk perintis kemerdekaan cukup dengan Surat Keputusan (SK) Mensos. Namun, jika bisa mendapat pengakuan lebih tinggi lebih bagus dan tentu ada konsekuensi administrasi yang tercatat dari negara barupa tali asih.

“Veteran kemerdekaan berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan sebagaian besar dari mereka itu senior kecuali veteran perdamaian. Penanganan yang senior itulah Kemhan dan Kemensos bersinergi,” katanya.

Selain itu, bagi mereka yang dalam masa perjuangan mengalami cacat, seperti kehilangan kaki dan tangan. Dalam waktu tertentu diperlukan penggantian kaki dan tangan palsu. (jaz/mtr)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network