Puncak Harlah Ke-99 NU Dipusatkan di Madura, Ini Rangkaian Acaranya
Suasana pengukuhan PBNU dan Peringatan Harlah NU di Balikpapan (santrinews.com/NU Online)
Jakarta – Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 16 Rajab 1443 H (17 Februari 2022) nanti genap berusia 99 tahun. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) menjelaskan bahwa rangkaian Harlah tersebut akan dipusatkan di Madura, Jawa Timur.
Pengasuh Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur itu memaparkan, rangkaian Harlah akan dimulai pada 16 Rajab dengan berziarah ke makam masyayikh NU di Tebuireng, Denanyar, dan Tambak Beras bersama seluruh Pengurus PBNU dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia.
“(Harlah) akan dipusatkan di Madura, dimulai tanggal 16 (Rajab), diadakan ziarah masyayikh ke Jombang (Tebuireng, Denanyar, dan Tambak Beras) bersama semua PWNU se-Indonesia dan Pengurus PBNU,” kata Gus Fahrur saat dihubungi NU Online melalui saluran telepon, Jumat, 11 Februari 2022.
Baca juga: UNUSA Siapkan Gerbong Hadapi Satu Abad NU dan Indonesia
Malamnya, sambung Gus Fahrur, dilanjut dengan silaturahim bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Hari berikutnya, pada 17 Rajab 1443 H (18 Februari 2022) ada pertemuan di kantor PWNU Jawa Timur dan disambung dengan pembacaan tahlil di kantor pertama PBNU di Bubutan, Surabaya, Jawa Timur yang sekarang menjadi Kantor PCNU Surabaya.
“Dari situ (Kantor PCNU Surabaya), lanjut (ziarah) ke makam Syaikhona Kholil, gurunya Mbah Hasyim. Setelah itu baru resepsi di Pesantren Syaikhona Kholil (Bangkalan),” kata Gus Fahrur menambahkan.
Tema Harlah NU
Berkaitan degan tema besar Harlah kali ini, yaitu Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban.
Gus Fahrur menegaskan bahwa sebagaimana sudah banyak disinggung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, NU akan terus berkontribusi untuk peradaban dunia dengan menyuarakan nilai-nilai perdamaian sebagai konsep besar.
“Gus Yahya punya konsep besar tentang bagaimana supaya perdamaian itu bisa terwujud dan bisa hidup harmonis. Itu konsep besar,” ucap Gus Fahrur.
Gus Fahrur berharap, Harlah ini bisa menjadi momentum pemersatu seluruh warga nahdliyin guna membangun kekuatan NU dalam membangun peradaban. Terutama, lanjutnya, warga nahdliyin di wilayah timur Indonesia yang masih belum tersentuh dengan maksimal.
“(NU di wilayah timur Indonesia) ada yang belum punya kantor, belum punya sekolah, belum punya pesantren. Ini akan diratakan. Jadi Gus Yahya memiliki orientasi ke bawah untuk meratakan tugas-tugas ini tidak hanya di Jakarta,” ujar Gus Fahrur.
“Ada 99 titik nelayan, pertanian, perkebunan. NU akan lebih banyak program itu di daerah, tidak di Jakarta (saja),” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam perhitungan tahun masehi NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di kota Surabaya, Jawa Timur. Sementara dalam versi hijriyah, NU berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H.
Dengan demikian, jika menghitung tahun Masehi, NU sudah memasuki usia yang ke-96 di tahun 2022. Sedangkan mengacu pada perhitungan tahun hijriah, NU memasuki usia yang ke-99 pada tahun 1443 H. Setiap tahun, Harlah NU diperingati dua kali, tanggal 31 Januari dan 16 Rajab.
Untuk versi masehi sendiri, NU memasuki usia ke-96 NU pada 31 Januari 2022 lalu. Harlah versi ini dilaksanakan di empat provinsi yang berbeda, yaitu di Balikpapan atau Samarinda di Kalimantan Timur, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Palembang dan Muara Enim di Sumatra Selatan, dan Bangkalan di Jawa Timur. (nuo/red)