Pemerintah Diminta Kembangkan Bibit Olahragawan di Pesantren

Bupati Pasaman Sumatera Barat, Benny Utama hadir dan bermain bola volly bersama para santri dan santriwati dari berbagai Pesantren dalam acara Pekan Olahraga Seni Pondok Pesantren tahun 2012 di Komplek Kantor Bupati (santrinews.com/padang media)

Malang – Kepedulian pemerintah terhadap pengembangan dan peningkatan bibit olahragawan di pesantren di Indonesia dinilai masih minim, terutama di wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu), Jawa Timur, yang menjadi wilayah berbasis pesantren.

Moreno Soeprapto, Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan (Dapil) Malang Raya, meminta pemerintah lebih peduli pada bibit olahragawan yang ada di pesantren. Menurut dia, di wilayah Malang Raya kurang lebih ada ratusan pesantren yang menampung puluhan ribu santri, baik laki-laki maupun perempuan.

“Yang saya tahu, kurang lebih ada 287 pesantren di Malang Raya dengan puluhan ribu santri. Jika masing-masing pesantren fokus mengembangkan satu cabang olahraga saja, Indonesia sudah memiliki berapa atlet?” kata Moreno setelah mengisi acara sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara di Universitas Negeri Malang (UNM), Jumat, 12 Desember 2014.

Selama ini, lanjut mantan pembalap itu, pemerintah hanya fokus pada pencarian bibit olahragawan pada pendidikan formal dan cabang olahraga dibawah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat.

“Pada lembaga pendidikan non-formal seperti pesantren kurang disentuh pemerintah,” katanya.

Dari hasil kunjungan Moreno ke banyak pesantren yang ada di Malang Raya, jarang sekali pesantren yang mendapatkan fasilitas olahraga.

“Hampir tidak ada pesantren yang memiliki fasilitas olahraga. Jelas perhatian pemerintah di sektor fasilitas olahraga di lingkungan pesantren masih sangat minim,” katanya.

Padahal potensi para santri sangat luar biasa. Keahlian dan kemampuan para santri di banyak pesantren tak kalah dengan potensi para siswa yang ada di luar pesantren.

“Jika hal ini diseriusi oleh pemerintah, terutama oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), akan luar biasa bagi kemajuan atlet Indonesia,” katanya.

Bahkan, pemerintah juga dinilai perlu melatih para guru dan ustaz di pesantren untuk menjadi pelatih salah satu cabang olahraga yang diminati mayoritas santri di pesantren.

“Para santri di pesantren lebih fokus dan terkonsentrasi jika ada semacam sekolah peningkatan skill. Jauh dari pergaulan yang negatif. Terawasi oleh pengurus pesantren,” ujarnya.

Kemenpora dinilai perlu menginstruksikan pada organisasi cabang olahraga di daerah atau dispora berkunjung langsung ke pesantren untuk mencari bibit-bibit unggulan.

Menurut dia seperti dilansir Kompas, fasilitas olahraga di pesantren juga harus dilengkapi dengan baik sama dengan yang ada di lembaga pendidikan non pesantren agar para santri mampu bersaing dengan calon atlet yang di luar pesantren. Dia juga berharap ada pesantren yang khusus cabang olahraga.

“Misalnya sekolah sepakbola, sekolah karate, tenis meja, dan cabang olahraga lainnya yang digemari para santri. Di banyak pesantren di Malang saya akan dorong ke arah itu. Karena Malang adalah kota yang berpotensi untuk mengembangkan aneka olahraga, terutama olahraga sepakbola,” katanya. (shir/saif)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network