PMII Jatim Minta 1 Muharam Jadi Hari Santri Nasional

Para santri mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang (antara/santrinews.com)
Surabaya – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur meminta pemerintah agar menjadikan momentum Tahun Baru Hijriah atau tanggal 1 Muharam sebagai “Hari Santri Nasional”.
“Tujuannya adalah mengingat dan menghayati makna penting perjuangan dan peran penting kaum santri terhadap perjalanan sejarah bangsa ini,” kata Ketua Umum PKC PMII Jatim, Fairouz Huda, di Surabaya, Selasa, 5 November 2013.
Fairouz menyerukan agar segenap komponen bangsa merefleksikan peran penting kaum santri dalam perjalanan dinamika kebangsaan, sejak pra kemerdekaan hingga saat ini.
“Peran santri dalam menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah hingga mengawal NKRI ini cukup signifikan. Namun fakta sejarah ini telah dinegasikan,” tandasnya.
Ia menegaskan, santri dengan semangat perlawanannya terbukti mampu meletakkan arti penting sebuah perjuangan menyelamatkan bangsa dari serangan musuh, sehingga para penjajah angkat senjata.
Dalam sejarah, bukan hanya dalam bentuk fisik, santri juga disebutakan memiliki kontribusi besar terhadap fondasi ideologi bangsa ini, yang pada akhirnya terumuskan menjadi Pancasila.
“Melalui pesantren, kaum santri terbukti masih konsisten menjaga tradisi keindonesiaan kita,” tegasnya.
“Santri juga konsisten mengembangkan sebuah pemikiran nasionalisme yang berakar pada tradisi keindonesiaan tersebut,” imbuhnya.
Menurut Fairouz, pesantren adalah kawah candradimuka menyemai spirit syiar Islam dan perjuangan kebangsaan. Pesantren menjadi tempat penempaan diri menjadi calon pemimpin-pemimpin bangsa dengan basis pemikiran yang kuat tanpa koptasi oleh kurikulum yang terekayasa oleh kepentingan luar.
Hingga saat ini, lanjut dia, banyak jebolan pesantren yang telah masuk di ruang-ruang kekuasaan dengan mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara menuju Indonesia yang digjaya.
“Pesantren mampu melahirkan dan memperkuat karakter pemimpin yang berakar pada fondasi nilai keindonesiaan,” pungkasnya. (ahay)