Muktamar NU 2015
Rois Syuriah PWNU NTB: Hentikan Manuver Pembelokan NU
Jakarta – Rois Syuriah PWNU NTB, TGH Lalu Muhammad Khoiri Adnan meminta NU harus dikembalikan kepada khittah dan niat suci pendirinya, yakni Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.
Pernyataan itu disampaikan dia guna merespon situasi yang semakin tidak sehat menjelang Muktamar Ke 33 NU di Jombang awal Agustus mendatang.
Didampingi Mustasyar PWNU NTB KH. Mahfud, dia meminta sejumlah pihak, terutama elit PBNU agar menghentikan upaya dan manuver yang membelok-belokkan NU. “Kalau mau selamat, NU harus kembali ke khittahnya,” tegasnya, Ahad, 5 Juli 2015.
Ia juga mengingatkan agar NU tidak dijual karena itu akan membuat NU tidak berkah. “Jangan sampai NU ini dijual-jual, karena kalau ini dilakukan maka menjadikan NU tidak berkah,” ungkapnya.
Hal yang penting dia ingatkan adalah NU harus dijalankan di atas aturan organisasi sehingga tidak sampai menabrak dan menyiasati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). “Tidak boleh kepentingan hawa nafsu sebagian kalangan, kemudian mengalahkan AD/ART. Termasuk memaksakan mekanisme pemilihan Rois Aam dengan menggunakan sistem ahlul halli wal aqdi (ahwa),” paparnya.
Menurutnya, tata cara pemilihan Rois Aam harus dikembalikan kepada aturan yang berlaku, yakni dilakukan dengan sistem perwakilan oleh pengurus wilayah dan pengurus cabang. “Di situ ada hak PW dan PC untuk memilih yang tidak bisa diambil alih oleh PBNU atau yang lain,” katanya.
KH Mahfud menambahkan maneuver sebagian elit PBNU yang memunculkan nama-nama calon anggota Ahwa merupakan langkah yang aneh.
“Mekanisme ahwa-nya saja tidak sah dan belum disepakati di Muktamar. Kok sudah muncul calonnya. Apa otoritas PBNU menentukan calon Ahwa secara subyektif itu?” katanya.
Ia juga mempertanyakan motif pemunculan nama-nama itu karane justeru bertentangan dengan alasan yang seringkali dimunculkan sebagai landasan pemaksaan ahwa, yaitu tidak akan mengadu kiai. “Lah sekarang mereka sesuka hati memunculkan nama-nama yang disuruh bersaing untuk menjadi anggota ahwa. Kan itu namanya mengadu-adu juga. Semakin aneh aja,” ungkapnya. (shir/onk)