Pemilu 2019
Demi Konsolidasi Demokrasi, Fandi Utomo Dorong Mahasiswa Tak Golput

Fandi Utomo (berdiri) sosialisasi tujuan penting Pemilu 2019 di hadapan aktivis mahasiswa (santrinews.com/mahrus)
Surabaya – Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fandi Utomo menegaskan, Pemilu 2019 memiliki beberapa tujuan secara spesifik demi kepentingan demokrasi. Menurut Fandi, ada tiga isu besar yang berusaha dijawab dan ditemukan solusinya melalui Pemilu 2019.
“Pemilu 2019 berbeda dengan Pemilu 2014. Punya perbedaan. Meskipun, juga punya kesamaan. Yaitu sirkulasi kepemimpinan di Indonesia,” kata Fandi di hadapan ratusan lebih aktivis mahasiswa salah satu perguruan tingg swasta di kawasan Surabaya Selatan.
Baca juga: Isu Tenaga Kerja Asing, Fandi Utomo: Itu Hoaks Kerjaan Setan
Tiga isu tersebut, lanjut Fandi, adalah Pemilu 2019 harus mampu menyelesaikan isu klasik soal korupsi, menyelesaikan permasalahan disintegrasi bangsa, dan sirkulasi kepemimpinan.
Sebagai salah satu Tim Perumus UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Fandi yang mantan dosen ITS Surabaya merasa berkewajiban memberikan sosialisasi serta pemahaman terkait tujuan penting Pemilu 2019.
Pemilu 2019 sistem penghitungan kursi di Parlemen sedikit berbeda. Perbedaan pertama adalah Parliamentary Threshold yang sebelumnya hanya 3.5 persen menjadi 4 persen.
Sistem penghitungan kursi Parlemen kini menggunakan Sainte Lague Murni dengan pembagian bilangan ganjil 1, 3, 5, 7 dan seterusnya. Jika partai sudah dapatkan kursi pertama, untuk pembagian berikutnya partai tersebut akan dibagi tiga.
Dalam proses Pemilu 2019 nantinya akan ada lima kotak suara yang akan digunakan dalam pemilihan. Lima kotak suara itu yakni kotak DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, DPD RI, dan kotak suara Presiden dan Wakil Presiden.
Baca juga: Adies Kadir Targetkan 1.500 Titik Layanan Pengobatan Gratis
Menurut Fandi, sistem pemerintahan Presidensiil yang dianut Indonesia harus bisa menjadi lebih kuat di Pemilu 2019. “Ada dua tujuan pula terkait penguatan sistem Presidensiil. Pertama, penguatan posisi Presiden di Parlemen. Kedua, sistem multipartai yang kompleks saat ini harus bisa menjadi lebih sederhana,” paparnya.
“Sistem multipartai yang kompleks saat ini kan justru membuka ruang-ruang untuk korupsi karena biaya politik yang sangat tinggi. Dengan sistem Pemilu 2019, diharapkan masalah-masalah ini bisa diurai,” sambung Caleg DPR RI asal PKB untuk Dapil Jatim 1 Surabaya-Sidoarjo dengan nomor urut 3 ini.
Untuk itu, Fandi mengajak seluruh mahasiswa yang mayoritas millenial agar tidak menyiakan hak pilih mereka di Pemilu 2019. “Tentunya ini agar tujuan penting Pemilu 2019 bisa tercapai. Kalau tingkat golput tinggi, maka tujuan itu tidak bisa tercapai,” ujarnya.
“Peran civil society, terlebih kalangan akademis seperti mahasiswa, itu sangat penting untuk bisa meraih tujuan Pemilu 2019 yang adalah konsolidasi demokrasi,” pungkasnya. (rus/onk)