Dauroh Aswaja: Semakin Tersudut, Saatnya NU Kuatkan Konsolidasi
KH Muhyiddin Abdusshomad (santrinews.com/saif)
Surabaya – Sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di tanah air bahkan di dunia, Nahdlatul Ulama harus meningkatkan kewaspadaan. Karena banyaknya aliran Islam yang bertentangan dengan manhaj NU. Bahkan kalangan seperti Wahabi, Salafi, dan Syi’i demikian gencar memojokkan berbagai amaliah NU.
Tidak hanya membid’ahkan, kalangan ini sudah berani mengkafirkan bahkan membunuh mereka yang dianggap sesat. Dari sini konflik pun kerap tak terhindarkan.
“Kalau berpuluh-puluh tahun lalu kita hanya mengetahui Wahabi ada di Arab Saudi, Ahmadiyah ada di India, Syiah ada di Syiria yang sekarang di Iran, dan Hizbut Tahrir di Palestina, namun sekarang mereka berada di sekeliling kita,” kata KH Muhyyiddin Abdusshomad, Kamis, 25 Desember 2014.
Rais Syuriah PCNU Jember ini menyampaikan pandangannya ketika tampil sebagai pemateri pada acara Daurah Aswaja Nasional yang diselenggarakan PW Aswaja NU Center Jatim, di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Dauroh dibuka resmi oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj, Selasa, 23 Desember 2014.
Melihat kenyataan ini, kiai yang juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Jember ini mengingatkan peserta untuk tidak mengangap remeh persoalan ini. “Kita harus memikirkan bagaimana melawan dengan argumentasi dan memahami NU secara mendalam,” kata Kiai Muhyidin.
Bukan hanya memahami NU dalam tataran luar atau kulit saja, namun, menurutnya, yang jauh lebih penting harus memahami esensi dari ajaran dan amaliyah yang selama ini dijalankan secara teguh oleh kalangan NU.
“Lawan kita ini sudah pakai rudal, sedangkan kita masih memakai ketapel, bila kita tidak segera berkemas, kita akan sangat mudah dihancurkan,” kata Kiai Muhyiddin mengingatkan peserta yang terdiri dari utusan PWNU se-Indonesia itu. (saif/hay)