Kongres PMII
Luluk Hamidah: Sudah Saatnya Gerakan Kopri Lebih Kongkret

Logo Kongres XVIII PMII (santrinews.com/istimewa)
Jambi – Sudah 47 tahun usia Kopri PMII. Usia yang sudah tidak muda lagi dan mestinya sudah cukup matang dalam menapaki gerak langkah pengabdiannya bagi bangsa.
Demikian disampaikan Luluk Nur Hamidah, mantan Ketua Kopri PB PMII periode 1997-2000, menyikapi pelaksanaan Kongres PMII XVIII yang tengah berlangsung di Jambi sejak 30 Mei 2014 lalu.
“Sudah saatnya gerakan Kopri (PMII) lebih kongkret dan memberi efek nyata bagi perubahan kader dan masyarakat,” kata Luluk, Jumat malam, 8 Juni 2014.
Dia menegaskan, di usianya yang matang itu, sudah bukan saatnya Kopri berdebat soal identitas dan bentuk organisasi, melainkan yang lebih penting Kopri sudah harus bergerak pada level yang kongkret karena tantangan sudah di depan mata.
Luluk menyebutkan misalnya, pada tahun depan Indonesia sudah memasuki Asean Community. “Sepakat atau tidak sepakat, kita tidak bisa menghindar. Kopri perlu bertanya bagaimana kesiapannya,” tandasnya.
Alumnus National University of Singapore ini mengingatkan bahwa Kopri adalah bagian dari gerakan perempuan nasional. Karena itu, Kopri tidak boleh menutup diri dengan gerakan lain, sehingga gerakan Kopri tidak menjadi sempit.
Sistem kaderisasi, sambung dia, juga harus menjadi bagian yang harus dipikirkan. Menurutnya, Kopri sebenarnya sudah memiliki sistem kaderisasi, yakni Sekolah Kader Kopri (SKK). “Tapi itu perlu dirapikan dan diinstitusionalkan agar lebih jelas capaiannya,” tegasnya.
Pendapat Luluk tersebut tampaknya senada dengan visi-misi Any Rufaedah, salah satu kandidat ketua Kopri PB PMII yang saat ini sedang berkompetisi di arena Kongres PMII XVIII di Jambi.
Luluk adalah senior ideologis Any. Keduanya sama-sama pernah menempa diri di PMII Komisariat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Hanya beda angkatan. (ahay)