Jelang Pemilu 2014
Dongkrak Suara, Golkar Rangkul Warga Nahdliyin
Lambang Partai Golkar (Dok/Santrinews.com)
Surabaya – Partai Golkar terus berupaya mengulangi kejayaanya seperti pada Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2004. Partai berlambang beringin ini pun membidik suara warga Nahdliyin di Jawa Timur sebagai upaya memenangkan Pemilu Legislatif 2014.
“Partai Golkar dulu didukung oleh kaum Nahdliyin dan sukses menjadi partai dengan raihan suara terbanyak,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, H Ridwan Hisjam, di Surabaya, Kamis, 18 Juli 2013.
Ridwan berharap pengurus Golkar Jatim mampu meraih simpati dan kembali merangkul warga Nahdliyin agar mendukung Golkar. Tidak hanya untuk Pemilu legislatif, suara kaum Nahdliyin juga sangat diperlukan untuk pemilihan presiden yang digelar beberapa bulan setelah pemilu legislatif digelar.
Ia menjelaskan, sekitar tahun 1971, Partai Golkar memiliki tiga simpul pondok pesantren besar mengawal suara Nahdliyin, yakni Pondok Pesantren Darul Ulum di Jombang, Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin di Magetan dan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Probolinggo.
“Saat ini, tiga simpul itu harus diperkuat. Bahkan, harus menambah simpul-simpul lainnya sebagai bagian dari upaya penguatan suara. Sekali lagi, jangan dilupakan bahwa orientasi Golkar adalah kaum Nahdliyin,” katanya.
Harapannya, suara kaum Nahdliyin tersebut mampu mendongkrak suara Partai Golkar, dari 11 kursi (jumlah suara Partai Golkar di DPRD Jawa Timur saat ini) menjadi 20 kursi di Pileg 2014 mendatang.
Di samping itu, kata dia, langkah berikutnya untuk menjadikan Golkar kembali berkuasa yakni dengan melakukan pendekatan dengan kelompok kultural. Salah satunya membina Badan Koordinasi Organisasi Kepercayaan (BKOK).
“Kami juga akan merangkul cendekiawan, akademisi dan sejumlah pihak lainnya untuk mengawal suara Golkar,” katanya.
Sebagai Koordinator Daerah Pemilihan Provinsi Jatim yang bertugas sebagai pimpinan semua calon legislator dapil Jatim, Ridwan Hisjam berjanji akan segera melakukan koordinasi membahas strategi dan upaya pemenangan untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya di parlemen. Salah satunya membentuk komandan per dapil.
“Waktu yang tinggal beberapa bulan ini akan kami maksimalkan dan meminta semua pengurus, kader dan caleg bekerja lebih ekstra. Apalagi, sesuai hasil survei internal, Golkar di Jatim hasilnya kurang memuaskan,” katanya.
Ridwan Hisjam berharap, semakin merosotnya kursi Golkar di DPRD Jatim setiap periodenya menjadi bahan evaluasi ke depan. Menurut dia, kemorosotan perolehan suara Partai Golkar, karena pengurus Golkar Jatim merangkul suara warga nahdliyin. Ini penting. Sebab, Provinsi Jawa Timur berpenduduk mayoritas kaum Nahdliyin.
Ia menjelaskan, saat dirinya menjadi ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur periode 2000-2004, Golkar berhasil meraih 15 kursi di DPRD Jawa Timur. Pada masa kemimpinan Soenarjo (2004-2009), menurun menjadi 11 kursi.
“Dalam survei internal terakhir, jika pemilu dilaksanakan hari ini maka hanya akan mendapat 7 kursi saja. Ini yang harus diubah agar semakin besar,” pungkasnya. (ahay/saif).