Wacana Koalisi Partai Islam, Yudi Latif: Peluangnya Sangat Kecil

Direktur Eksekutif Reform Institut, Yudi Latif (rimanews/santrinews.com)
Jakarta – Pengamat politik Yudi Latif mengatakan, peluang koalisi partai Islam sangat kecil terealisasi pada pemilihan umum presiden 2014. Pasalnya, saat ini presiden dipilih langsung oleh rakyat.
“Jika dulu tahun 1999 bisa dilakukan, itu karena presiden saat itu masih dipilih oleh MPR,” kata Yudi Latif di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 13 November 2013.
Menurut Yudi, rakyat dalam memilih pemimpin lebih cenderung melihat sosok figur capres dibanding politik aliran. Kalaupun wacana Koalisi Poros Tengah jilid II itu terwujud, capres yang diusungnya tidak ada jaminan akan mendapat dukungan rakyat.
“Sekarang rakyat lebih melihat pada sosok figur. Jadi seorang santri misalnya belum tentu memilih seorang kiai,” kata direktur eksekutif Reform Institut ini.
Karena itu, menurut doktor lulusan Australian National University (ANU), Australia ini, semua tokoh nasional baik dari parpol Islam maupun parpol nasionalis memiliki peluang yang sama pada Pilpres 2014 mendatang.
Yudi pun berharap agar rencana itu dipertimbangkan secara lebih matang. Para elit parpol Islam diminta lebih memikirkan siapa capres yang akan diusung ketimbang hanya memikirkan dengan siapa mereka akan berkoalisi.
Kendati sangat kecil, ia memandang, rencana koalisi itu akan bagus jika mengarah ke konfederasi penyederhanaan partai berbasis Islam, sehingga parpol yang berbasis Islam tidak terlalu banyak dan membingungkan masyarakat.
“Hanya saja hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Padahal, jika mereka bersatu, tentunyan akan semakin kuat,” tegasnya.
Koalisi partai Islam pernah terjadi pada tahun 1999, dan sukses mengantarkan mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden RI. Namun, koalisi yang kala itu lebih dikenal “Koalisi Poros Tengah” itu tidak berumur panjang. (ahay)