Kongres PMII
Wacana Hubungan PMII-NU, PB PMII: Perlu Disikapi Arif
Logo salah satu kegiatan PMII (dok/santrinews.com)
Jakarta – Ketua Umum PB PMII Aminuddin Ma’ruf menyikapi secara arif ihwal harapan PBNU agar PMII kembali menjadi Badan Otonom (Banom) NU seperti awal dilahirkannya.
“Tidak bisa kita mengambil langkah garis ektrem, PMII independen atau menjadi Banom NU. Kita harus menyikapi secara arif,” kata Aminuddin, saat ditemui SantriNews, di kediamannya Jalan Kayu Manis No.52 Jakarta Timur, Kamis, 19 Juni 2014.
Persoalan hubungan struktural PMII dan NU, menurut Amin, harus didiskusikan bersama antara PBNU dan PB PMII sehingga dapat ditemukan sebuah formulasi yang ideal.
“Poinnya saya bersedia duduk bersama dengan orang tua kita di PBNU untuk membicarakan arah PMII ke depan.,” tegasnya.
Wacana agar PMII kembali ke pangkuan NU menjadi Banom NU kembali muncul menjelang Kongres PMII XVIII di Jambi beberapa waktu lalu. Adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang melontarkan hal tersebut.
Kala itu, Kiai Said Aqil berharap kongres bisa menghasilkan keputusan penting khusus tentang hubungan PMII dengan NU. Yakni mengembalikan PMII sebagai salah satu Banom NU.
“Harapan saya PMII kembali ke pangkuan NU. PMII dengan NU tidak bisa dipisahkan. Semua tahu bahwa PMII itu NU, tapi saat ini secara formal PMII bukan Banom NU,” kata Kiai Said, di Jakarta, Kamis 29 Mei 2014 lalu.
Mantan Ketua Umum PC PMII “˜Perjuangan’ Surabaya Syukron Dosi juga menyampaikan harapan yang hampir sama. Dia berharap, kongres bisa melahirkan keputusan bersejarah yang final dan mengikat terkait pola hubungan PMII dan NU sehingga tidak lagi muncul perdebatan serupa di kemudian hari.
Syukron tidak secara tegas menghendaki PMII kembali menjadi Banom NU. Hanya saja, menurut dia, ajakan PBNU tersebut perlu disikapi secara arif.
“Saya sepakat soal kemandirian organisasi (PMII). Memilih pergaulan organisasi adalah area independen bagi PMII. Tapi soal keterikatan organisatoris dengan NU ini perlu dimusyawarkan kembali,” kata Syukron kala itu. (her/ahay)
