Arif Membaca Tanda Kiamat

Judul: Tanda Berakhirnya Dunia
Penulis: Syekh Mahmud Athiyah Muhammad Ali
Tebal: 226 halaman
Cetakan: I, Nopember 2014
Penerbit: Tinta Medina
ISBN: 978-979-045-776-8
Peresensi: Zaitur Rahem

DUNIA akan hancur. Kehancuran dunia dalam ramal teologis disebut dengan hari kiamat. Hari kiamat adalah waktu terakhir bagi aktifitas kehidupan umat manusia di muka bumi. Semua akan musnah. Gunug meletus, langit runtuh, pohon besar umur ratusan tahun tumbang melebur dengan tanah, bola api datang bertubi, dan manusia hanya layaknya anak-anai yang diterbangkan angin. Kedahsyatan cambuk kehancuran bisa dibaca dari buku ini. Ulasan tentang hari kiamat menakjubkan dengan diksi ringan yang ada di dalam karya ini.

Kehancuran dunia sudah dinyatakan di dalam kitab suci al Quran. Hari kiamat pasti akan datang (Qs.22:7). Meski kedatangannya hanya Tuhan yang mengetahuinya. Sisi misteri bakal datangnya hari kiamat menjadi lintasan informasi yang wajib diyakini. Ada sekian tanda datangnya hari kiamat. Diantaranya terbelahnya bulan, munculnya Dajjal, binatang melata mulai berbicara, dan tanda lainnya yang digambarkan oleh pakar (ulama) di bidangnya. Klimaknya, Tuhan menurunkan Imam Mahdi yang menyelamatkan dunia. Interpretasi siapa Imam Mahdi masih sangat tedensius. Imam Mahdi yang diisyaratkan adalah Nabi Isa putra Maryam binti Zakariyya.

Dalam sejumlah literatur keagamaan, sebelum kedatangan nabi Isa as., kondisi dunia digambarkan dalam keadaan sangat kacau (hlm. 23-30). Umat manusia seperti berada di sebuah kondisi kehidupan tanpa moral. Tindakkriminalitas tak terbendung. Agama ditanggalkan karena mengutamakan dunia. Pada saat genting inilah sang Penyelamat datang. Nabi Isa atas kuasa Tuhan, diturunkan ke bumi untuk mengajak manusia kembali ke jalan Tuhannya. Pernyataan para ahli agama tentang hari kiamat bisa dilacak di sejumlah rujukan pustaka. Baik klasik atau kajian dengan metodologi modern.

Buku bergenre relegius ini mengajak kembali nalar pembaca untuk terbuka dengan ramalan teologis tentang hari kehancuran. Salah satu nilai substansial dari ingat dan meyakini hari kiamat ini adalah nenambah rasa dan kadar kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (hlm. 50).

Kehidupan umat manusia saat ini mendekati zaman kehancuran. Perilaku menyimpang terus meningkat. Moralitas sosial abai dengan gengsi materi. Tanda datangnya hari kiamat seperti dijelaskan dalam karya ini sedikit banyak mulai bisa disaksikan dalam kehidupan hari ini. Ibarat melakukan perjalanan, hidup di dunia sejatinya hanya ‘bekerja’ mengumpulkan bekal. Bekal yang dikumpulkan selama hidup di dunia ini untuk menyambut kehidupan selanjutnya.

Selain identik dengan zaman kehancuran, hari kiamat dijelaskan pula sebagai hari pertanggungjawaban. Pada hari kebangkitan, semua amal/perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya. Timbangan amal manusia, seperti dijelaskan dalam teks kitab suci orang beriman akan disaksikan tanpa tendensi sedikitpun. Kekuatan dan kekuasaan maha digjaya akan berbicara. Sehingga, tidak akan dusta. Semua akan berbicara. Seringan dan seberat apapun amal perbuatan manusia akan mendapatkan balasan.

Kehadiran buku ini layak untuk diapresiasi. Buku ini memiliki energi karya dan pembelajaran mendeteksi hari kiamat. Deteksi hari kiamat lebih pada mengamati gejaja-gejala objektif akan datangnya hari kehancuran. Efek normatif, karya ini menginspirasi untuk konsisten melakukan evaluasi mental dan perilaku. Sehingga, target utama adalah menciptakan pribadi dengan karakter beriman kuat. Alam akan menjadi kuat dengan fondasi amal manusia. Amal baik sesuai ajaran Tuhan. (*)

Zaitur Rahem, Penulis lepas. Tinggal di Sumenep Madura Jawa Timur.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network