PBNU Serahkan Data 12 Pesantren Radikal ke Pemerintah

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (santrinews.com/temmpo)
Surabaya – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menyerahkan data terkait dengan keberadaan 12 yayasan atau pesantren berpaham radikal kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti.
“Kami telah merekomendasikan ke-12 yayasan itu agar dipantau gerakannya, bahkan sebaiknya dibubarkan saja,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj usai acara Halal Bihalal dan Pelantikan kepengurusan PWNU Jatim 2013-2018, di Kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, Kamis, 22 Agustus 2013.
Kang Said —sapaan akrab KH Said Aqil Siradj— menjelaskan bahwa ke-12 yayasan atau pesantren itu tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
“Ada di Surabaya, Cirebon, Bondowoso, Bogor, Makassar, Bandar Lampung, Mataram, Jakarta, dan Sukabumi,” teranganya.
Said mengatakan, salah satu yayasan itu adalah Yayasan Al-Fitroh, beralamat di Perumahan Galaxi Ruko 26-30, Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya. Yayasan ini diketuai Ainul Haris.
Di Jakarta, tambah Said, ada Yayasan Al-Sofwa di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. “Diketuai Maman Abdurrahman dan Farid Uqbah,” jelasnya.
Ajaran salafi Wahabi juga ada di Jalan Kali Tanjung, Kecamatan Grahsan, Cirebon, Jawa Barat. Faham mereka, menurut Said, dibawa Yayasan As-Sunnah.
Said menjelaskan, salafi Wahabi memang tak mengajarkan cara mengebom. Tapi mereka Islam radikal. Mereka menganggap ziarah kubur itu bid`ah dan menuduh warga NU kafir sehingga halal untuk dibunuh.
Menurut dia, ke-12 yayasan tersebut mengajarkan aliran Wahabi yang sebenarnya bukan radikal. Akan tetapi, bila diartikan secara salah, justru bisa mengarah kepada teroris.
“Wahabinya bukan teroris, tetapi ajarannya yang radikal itu jika dipoles sedikit bisa mengarah ke teroris. Buktinya, pentolan teroris di Indonesia bersumber dari situ semua,” katanya. “Ajaran mereka sedikit lagi jadi teroris,” imbuhnya.
Selain menyerahkan data-data itu kepada Pemerintah, PBNU juga telah menginstruksikan kepada semua pengurus NU dari ranting, cabang, hingga wilayah untuk mewaspadai aliran itu.
“Kita hanya bisa menjaga agar warga NU, terutama anak-anak muda agar tidak tertarik kepada mereka. Itu yang akan kita jaga dengan memberi pemahaman yang benar,” katanya.
Ditanya validitas data ajaran ke-12 yayasan yang bisa mengarah kepada teroris, dia menjamin data yang dimiliki PBNU adalah valid. “Masak, saya asal ngomong, ya, tentu ada datanya,” katanya.
Dalam acara yang tidak dihadiri satu pun dari Cagub Jatim itu, dia mengatakan bahwa PBNU akan selalu mendukung langkah Pemerintah untuk memerangi aksi teroris di Indonesia.
“Teroris itu harus kita lawan, teroris itu musuh kita bersama, bahkan kita sudah berpesan kepada Presiden agar tidak takut membubarkan ormas radikal. Kita (PBNU) selalu di belakang Pemerintah untuk urusan ini,” katanya. (hay)