Berguru Ilmu Ekonomi kepada Boediono

Judul : Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah
Penulis : Prof. Dr. Boediono
Penerbit : PT. Mizan Pustaka, Bandung
Terbitan : 1 Juni 2016
Tebal : 309 halaman
ISBN : 978-979-433-947-3
Peresensi : Zaitur Rahem
Dunia niaga tanah air sudah ada sejak republik ini muncul pertama kali. Pada babalan awal, kondisi perekonomian tanah air berlangsung secara naturalis. Hukum ekonomi pada konteks masa awal mengendepankan solidaritas, alat tukar barang dengan barang, dan jaminan kepercayaan diantara kedua belah pihak.
Prosesi niaga ini menjadi tanda awal kebutuhan hidup masyarakat sosialis. Manusia bisa bertahan hidup hanya dengan bantuan manusia yang lain. Perekonomian pada masa selanjutnya, barterisasi barang pindah kepada koin (mata uang). Harga jual barang dinilai dengan jumlah koin yang berlaku pada masa itu.
Penduduk pribumi mengenal koin pertama kali terbuat dari Perak dan tembaga. Mata uang ini diproduksi oleh negara pendatang dan menguasi sejumlah kawasan basis penghasil potensi alam. Semisal Portugis, Prancis, dan Belanda. Maklum, pasca masa kerajaan, kawasan Republik ini menjadi incaran n.egara luar.
Hal itu dipicu oleh miniatur kawasan nusantara yang menjadi perlintasan dagang negara di dunia. Sejumlah pelabuhan di kawasan tanah air menjadi tempat pelabuhan orang-orang asing. Pada awalnya mereka melakukan niaga, lalu berubah misi untuk mencaplok kawasan tanah air sebagai tanah jajahan. Seperti yang dilakukan oleh penjajah belanda pada abad ke 17-19.
Masa penjajahan merupakan masa kelam bagi dunia niaga tanah air. Namun, satu sisi er Penjajahan membuka kontak komunikasi antara penduduk dengan budaya asing. Budaya mekanik-organis tentang manajemen perdagangan yang lebih produktif. Buku ini mencoba melacak akar sejarah ppernerdagangan bangsa ini dengan orang luar negeri.
Dalam perjalanan kehidupannya, sejumlah fase perniagaan telah dilalui oleh penduduk nusantara. Sehingga, persoalan perekonomian menjadi sesuatu yang lazim mereka hadapi. Termasuk, persoalan perekonomian bangsa hari ini. Jauh sebelum masa pasar bebas, penduduk di kawasan nusantara sudah jauh melangkah melangkah.
Sebagian penduduk menjadi pengusaha di sektor dagang ke luar negara. Seperti Pengusaha besi, timah, dan aneka potensi alam lainnya. Pengalaman bersentuhan langsung dengan dunia luar menjadi bekal berharga bagi bangsa di Republik ini mengembangkan dunia perekonomian.
Kawasan tanah air Indonesia merupakan miniatur kaya potensi alam. Sumber daya alam dan sumber daya manusia sudah ada, tinggal menjalankan. Dari mana akan memulai? Prof. Dr. Boediono, mantan wakil Presiden Indonesia era pemerintahan Presiden SBY di dalam buku menitahkan, agar kehidupan perekonomian bangsa ini tetap mengacu kepada akar budaya bangsa ini.
Kompetisi pasar pasar internasional pada prinsipnya mengedepankan sektor eksistensial negara-negara. Hanya negara yang mampu menghadirkan rasa khas negaranya yang akan mendapat simpati pasar. Surplus ekonomi kerakyatan akan berbanding lurus dengan kreatifitas dan produktifitas pelaku ekonomi. Sektor ekonomi di republik ini semakin nyata dilirik banyak peminat.
Kesimpulannya, pelaku bisnis hanya membutuhkan strategi sinergis menuju ke arah suksesi besar perekonomian bergengsi. Strategi itu salah satunya berupa kebijakan proaktif yang memberikan dukungan kepada pelaku bisnis di tanah air. Tentu, kebijakan dan produktifitas ekonomi rakyat Indonesia tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu singkat. Namun, membutuhkan simultansi kegiatan. Tahapan demi tahapan pembenahan dan pengembangan pada substansinya adalah cara menyelesaikan persoalan perekonomian di negeri ini.
Karya Prof. Dr. Boediono ini sangat efektif dijadikan referensi pengembangan aktifitas perekonomian di Republik ini. Di saat gempuran pasar bebas menjadi trend internasional, maka pelaku bisnis di republik ini bisa mengambil posisi untuk memunculkan potensi khas bumi nusantara. Semua pihak memiliki tanggungjawab besar untuk menjaga marwah perekonomian khas masyarakat pribumsi.
Lintasan sejarah mengajarkan, jatuh bangun dalam membangun mekanisme perekonomian akan menjadi perisai penting bagi bangsa Indonesia. Tidak ada yang gratis dalam menikmati sukses. Semua membutuhkan usaha keras dan nyata. Membuktikan usaha nyata hanya bisa dilakukan dengan berbaur secara langsung dengan aktifitas perekonomian yang sedang berlangsung. Selamat membaca. (*)
Zaitur Rahem, Dosen Instika Guluk-guluk Sumenep. Penulis Buku Jejak Intelektual Pendidikan Islam.