Rahasia Nikmat Menghafal Al-Quran

Data Buku
Judul: Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Quran
Penulis: D. M. Makhyaruddin
Tebal: xx+292 hlm
Penerbit: Noura Books (PT Mizan Publika)
Terbitan: Desember 2013
ISBN: 978-602-1606-43-8
Peresensi: Elliya Nuril Karimah
Bagaimana jika buku tentang menghafal Al-Quran ditulis oleh pemuda yang bereksprimen merasakan nikmat menghafal Al-Quran dengan istimewa. Dikatakan istimewa karena proses menghafalnya hanya 56 hari, waktu yang sangat singkat.
Tidak hanya menghafal dengan cepat, berkualitas, paham makna serta tafsir berbahasa Arab, tapi juga meraih rangking pertama musabaqah Al-Quran Internasional kategori bergengsi di Casablanca, Maroko. Buku beejudul Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Quran, sebuah buku mengulas hal-hal penting yang harus dipenuhi dengan maksimal oleh penghafal Al-Quran.
Sejatinya, buku yang ditulis oleh D. M. Makhyaruddin ini berisi tiga pokok pembahasan yang masing-masing ia jelaskan dengan detail dan mendalam. Tiga pokok pembahasan tersebut mengulas semua metode dari sebelum, sedang, dan yang harus dilakukan setelah hafal Al-Quran. Penulis mengistilahkan pokok pembahasan dengan terma.
Pertama, i’dad: Persiapan Mengarungi Keindahan Wahana Al-Quran. Dalam terma ini penulis menjelaskan beberapa bekal yang harus terpenuhi sebelum melakukan kegiatan menghafal. Menghafal Al-Quran adalah berijtihad dan pelakunya adalah mujahid. Ibarat sebuah pertempuran besar, menghafal Al-Quran merupakan pertempuran yang paling banyak merenggut syahid demi sebuah harapan besar yang keindahannya tak terbeli.
Dengan i’dad yang terencana, penghafal Al-Quran dapat menepis atau membendung gelombang yang kerap menerjang tembok kesabaran dengan kuat itu, hingga sesuatu yang tidak diinginkan saat prosesi menghafal dapat dihindari semaksimal mungkin. (hal 24). Bekal menghafal Al-Quran adalah jiwa dan raga, waktu, tempat, dan kondisi yang harus dipersiapkan.
Kedua, Kaifiyah: Nikmat Menghafal Al-Quran, Hidangan Terlezat dari Allah Swt. Dalam terma kedua ini penulis memberikan trik kepada pembaca bagaimana memperoleh kenikmatan dalam menghafal Al-Quran. Menghafal Al-Quran berarti menghimpun para malaikat dengan berjuta kebaikan untuk sampai kepada puncak kebahagiaan di dunia dan di akhirat. (hal 89).
Dalam terma ini penulis memberi motivasi kepada pembaca untuk bermujahadah (kesungguhan) mengahfal Al-Quran karena ketika penghafal menghafal Al-Quran syetan dan iblis merapatkan barisanya meniupkan segala godaan berupa rasa kantuk, banyak melamun, rasa tidak punya waktu, dan lain-lain.
Penulis memberi solusi melawan tiupan-tiupan syetan dan iblis yang menyebabkan penghafal Al-Quran merasa jenuh dalam kegiatan hafalannya. Sehingga, dalam kondisi apapun penghafal tetap menemukan keindahan-keindahan pada setiap huruf dan merengkuh nikmat di dalamnya.
Ketiga, Muhafazhah: Menghafal Sepanjang Hayat. Setelah menjelaskan proses menghafal yang baik penulis menjelaskan bagaimana memelihara hafalan sepanjang hayat. Ada orang hafal Al-Quran tapi tidak bisa memelihara, padahal sengaja tidak memeliha hafalan Al-Quran berdosa. Banyak orang yang mampu menghafal Al-Quran hingga beberapa juz, tetapi mereka tak mampu memeliharanya. Mereka begitu bersemangat menambah hafalan, tetapi tampak begitu malas mengulangnya. (hal. 241).
Hafal Al-Quran berarti memeliharanya dalam hati. Penulis berbagi trik memelihara hafalan hingga tidak lupa dengan ayat yang telah dihafalnya. Meminjam kata penulis bahwa puncak kenikmatan mengahafal Al-Quran adalah pada saat mengulang atau menjaga hafalan yang biasa disebut istiqamah memelihara hafalan Al-Quran.
Buku tentang menghafal Al-Quran yang diterbitkan oleh Noura Books (PT Mizan Publika) ini tidak hanya merupakan pengalaman penulisnya selama menghafal Al-Quran, melainkan juga bagaimana menghadirkan rasa nikmat saat mengerjakannya sehingga hafalan menadi kuat dan terjaga. Dalam buku ini banyak trik yang bisa ditiru oleh para penghafal Al-Quran. Jika penghafal merasa jenuh dalam mengerjakan hafalan Al-Quran maka juga bacalah buku yang juga menyajikan motivasi ini.
Penjelasan antar term saling mengait, seperti rantai saling merangkai. Di samping menggunakan bahasa sehari-hari yang memudahkan pemahaman, ada sinkronisasi antara sub pokok dengan ayat Al-Quran. Lihat saja judul pada setiap sub pokok, penulis mengutip bahasa Al-Quran kecuali pada bab 17, 18, dan 21. Suatu justifikasi penulis memiliki pemahaman mendalam tentang eksplanasi Al-Quran.
Hanya saja dalam penarikan contoh tokoh sebagai teladan, penulis mengambil tokoh-tokoh non-Indonesia, tokoh Arab misalnya. Untuk pembaca dalam lingkup Indonesia tokoh hafiz Indonesia mempunyai rangsangan tersendiri. Misalnya dapat dilihat dari semakin banyak lahir generasi hafiz Al-Quran mulai terbentuknya program hafiz cilik yang dilombakan sampai pada hafiz Indonesia. Akan tetapi, hal ini tidak menimbulkan cela pada buku ini.
Buku inprensif tentang memperoleh nikmat Al-Quran dengan menghafalnya ini layak dibaca siapa saja untuk memompa semangat dirinya menjadi hafiz ideal, baik oleh calon penghafal, yang sedang menghafal, dan atau yang sudah menjadi hafiz. Buku ini menstimulus siapa saja untuk merasakan nikmat menghafal Al-Quran. Selamat membaca buah emas M. D. Makhyaruddin, selama 56 hari mampu menjadi hafiz. (*)
Elliya Nuril Karimah, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab INSTIKA Guluk-Guluk Sumenep Madura, aktif di LPM INSTIKA.