Buku “Makam Wali Berhala” Lolos, Kemenag Disusupi Wahabi
Umat Islam ziarah di makam leluhurnya dengan membaca Alquran (santrinews.com/dok)
Surabaya – Buku “˜Sejarah Kebudayaan Islam’ (SKI) untuk siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs/setingkat SMP) terbitan Kementerian Agama RI yang menyebut makam wali adalah berhala, dinilai sebagai upaya mendeskreditkan umat Islam di Indonesia.
Salah satu yang merasa paling dideskreditkan dari buku itu tentu adalah Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia. Pasalnya, ziarah ke makam para wali adalah salah satu tradisi ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah yang dianut NU.
Wakil Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Ahmad Zainul Hamdi menuding Kementerian Agama telah kebobolan dan disusupi oleh kelompok prutanis yang memiliki garis nasab dengan Wahabi.
“Sebenarnya mereka akarnya adalah paham Wahabi,” tegasnya, di Surabaya, Rabu, 17 September 2014.
Ia menjelaskan, kelompok prutanis memiliki garis nasab dengan Wahabi. Menurutnya, kelompok ini sudah lama ada di Indonesia. “Munculnya buku itu artinya mereka (kelompok prutanis) telah menyusup untuk mengubah ideologi masyarakat Islam Indonesia,” tandasnya.
Kelompok ini, lanjut dia, ingin membersihkan Islam dari segala bentuk ajaran-ajaran yang dianggap menyimpang, seperti ziarah kubur, tahlilan, dan salawatan. Padahal, menurut dia, Islam di Indonesia sangat terbuka atas tradisi dan kebudayaan masyarakat lokal.
“Itulah kenapa Islam lebih diterima karena memiliki akulturasi dengan budaya lokal,” tukas Inung – panggilan akrab dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Dia menambahkan, sebenarnya bukan hanya sekali ini Kementerian Agama mengalami kebobolan. Sebelumnya pada akhir tahun 2012, dalam lembar soal ujian mata pelajaran Sejarah untuk Madrasah Aliyah, muncul kalimat yang mendeskreditkan mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Bahkan, baru-baru ini pada awal Agustus 2014 lalu, beredar buku “˜Aqidah Akhlak’ untuk Madrasah Aliyah kelas X terbitan Bumi Aksara yang berisi akidah Wahabi.
Karena itu, Inung mendesak pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk mengevaluasi Tim perumus dan penulis buku tersebut. “Tim dari Kemenag harus dievaluasi,” desaknya.
Kasus ini mencuat setelah Faiq Aminuddin Kepala Sekolah MTs Irsyaduth Thulab, Tedungan, Wedung, Demak mengadu ke PBNU dan dipublish di laman NU Online. Faiq menyebut di buku SKI halaman 13-14 terdapat kalimat “Berhala sekarang adalah kuburan para Wali”. (ahay)