Kasus Larangan Maulid Nabi
Demo Lagi, Warga Tuntut Bubarkan STAI Ali bin Abi Thalib
Surabaya – Warga Sidotopo Kidul Surabaya memprotes tindakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menurunkan spanduk bertuliskan tuntutan pembubaran Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ali bin Abi Thalib. Warga juga memasang kembali spanduk tersebut.
“Spanduk tersebut harus kami pasang kembali sampai tuntutan kami tercapai,” kata koordinator warga, H Sulthon, Sabtu sore, 14 Pebruari 2015.
Dia menjelaskan, spanduk-spanduk yang dipasang pada Sabtu 7 Pebruari 2015 itu diturunkan paksa oleh Satpol PP pada Kamis malam, 12 Pebruari 2015, saat hujan deras mengguyur Surabaya.
Warga yang melihatnya, berusaha keras mencegah, namun Satpol PP tak bergeming dan membawa spanduk-spanduk ke kantor Kecamatan Semampir. “Keesokan harinya kami meminta kembali dan syukurlah dikembalikan. Bahkan Camat juga sudah minta maaf,” ujarnya seraya mengingatkan Satpol PP untuk tidak mengulanginya lagi.
Dia menegaskan, pemasangan kembali spanduk-spanduk tersebut bukan semata atas beredarnya buletin dakwah yang diterbitkan STAI Ali bin Abi Thalib yang mengharamkan umat Islam merayakan Maulid Nabi, namun pengelola buletin itu juga pernah membubarkan tahlilan warga di depan kampus.
“Tindakan itu sama dengan mencegah tradisi warga. Akidah kami tidak mau diinjak-injak. Sekali lagi kami tak ingin demo yang kedua kali,” tegasnya didampingi Katib Syuriah MWC NU Semampir.
Menurut dia, kehidupan warga Sidotopo selama ini sebenarnya sangat rukun, bisa berdampingan dengan berbagai kelompok. Terbukti, di Sidotopo terdapat banyak warga non-Muslim dan gereja. “Orang Tionghoa juga banyak, tapi kami tidak pernah mengusik mereka, hidup kami rukun,” tegasnya.
Tuntutan pembubaran kampus yang sudah berdiri 10 tahun lalu itu dipicu beredarnya buletin dakwah “Al-Iman” edisi 205, tahun ke-5, nomor 9, bulan Rabiul Awal 1436 H bertema Aqidah yang dibagikan pada Jumat 16 Januari 2015.
Pada buletin berjudul “Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?” itu diantaranya berisi “Merayakan Maulidan adalah sarana yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan kesyirikan, karena di dalam acara tersebut terdapat pujian-pujian yang berlebihan terhadap Rasulullah, sehingga mendudukan beliau dalam kedudukan Tuhan”.
“Tuntutan kami, kampus ini harus bubar atau dibubarkan. Kami beri batas waktu tiga bulan,” kata H Sulthon. (ahay)